Kemenhub Masih Kaji Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

JABAR EKSPRES – Beberapa waktu lalu, muncul wacana mengenai penambahan rute Kereta Cepat yang tidak hanya melayani Jakarta-Bandung saja.

Namun ada wacana mengenai memperpanjang rute Kereta Cepat hingga ke Surabaya. Terkait hal itu, pemerintah melalui Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana pun buka suara.

Menurut Suntana, rencana proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya saat ini masih dalam tahap kajian studi kelayakan atau feasibility study.

Hal itu disampaikan Suntana di sela menghadiri Pelantikan Terpadu Lulusan Sekolah Kedinasan Jalur Pola Pembibitan Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis.

“Kita masih pengkajian lagi (soal kereta cepat Jakarta-Surabaya),” kata Suntana.

BACA JUGA: 15+ Tempat Nobar Indonesia vs Jepang di Malang, Hari ini, 15 November 2024

Studi kelayakan atau feasibility study ini dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) guna memastikan manfaat yang maksimal untuk masyarakat.

Sebab rinsip utama dalam setiap proyek infrastruktur, menurut Suntana adalah memudahkan akses transportasi bagi masyarakat, termasuk menyediakan opsi perjalanan yang lebih murah dan nyaman.

Karena itu, sangat penting untuk melakukan evaluasi dan pengkajian menyeluruh sebelum mengambil keputusan.

“Prinsipnya kalau itu memudahkan dan membuat transportasi menjadi murah dan nyaman why not? Tapi kan segala sesuatu kan nggak bisa tiba-tiba kita (putuskan begitu saja), harus evaluasi,” ujarnya.

BACA JUGA: 30+ Tempat Nobar Indonesia vs Jepang di Jogja & Sekitarnya, Hari ini, 15 November 2024

Kendati begitu, setiap proyek besar harus dievaluasi dengan cermat. Itu agar tidak memberikan beban tambahan pada anggaran negara.

Apalagi menurut Suntana, pengkajian proyek seperti kereta cepat harus mempertimbangkan dampak finansial terhadap keuangan negara.

Selain studi kelayakan atau feasibility study, tahapan pengkajian yang harus dilakukan juga meliputi dokumen desain teknis atau detailed engineering design (DED).

Melalui kajian itu, pemerintah dapat mengevaluasi berbagai aspek penting, termasuk efektivitas, efisiensi, dan dampak terhadap keuangan negara.

“Kan tadi saya bilang ada pengkajian, kan setiap proyek itu istilahnya ada feasibility study, ada DED. Lalu kita lihat ini bahkan membebankan anggaran negara nggak? dan lain-lain,” ucapnya.

BACA JUGA: Begini Cara Cairkan Bansos KLJ (Kartu Lansia Jakarta) Tahap 4 Lewat ATM Bank DKI

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan