JABAREKSPRES – Pendidikan mental bagi anak anak dan pemuda akan menjadi perhatian khusus pasangan calon Wali Kota Bandung Haru – Dhani.
Haru mengatakan, dalam melakukan pembinaan mental Haru memiliki konsep dengan melakukan kolaborasi dengan para orang tua.
‘’Para orang tua memegang peranan penting dalam melakukan pembinaan mental,’’ ujar Haru saat diskusi buka Suara bersama mahasiswa dan anak muda Kota Bandung, Jumat (08/11) malam.
Haru menginginkan keberadaan anak-anak dan generasi muda di Kota Bandung memiliki mental dan moral yang baik dalam menjalani hidup.
Dengan begitu akan tumbuh rasa optimisme untuk maju dan menumbuhkan nilai-nilai kreativitas.
Cawalkot nomor urut 2 itu mendapat keluhan dan pertanyaan yang tidak biasa. Yakni soal pendidikan mental.
Maklum, malam itu ia tidak sedang menyapa emak-emak komplek ataupun bapak-bapak yang berkumpul di sudut permukiman Kota Kembang.Tapi sedang duduk bersama anak muda Bandung.
“Kalau ketemu orang tua keluhannya kan zonasi, PPDB atau biaya pendidikan. Ini sama anak muda ditanya terkait kesehatan mental,” jelas pria yang berpasangan dengan R. Dhani Wirianata itu.
Haru menuturkan, masalah kesehatan mental itu memang butuh dicarikan solusi. Pihaknya ingin memperkuat pendidikan mental pada anak-anak maupun pemuda.
Dengan harapan, anak-anak muda yang punya kreatifitas tinggi ini juga diimbangi dengan mental yang tangguh.
“Dalam menghadapi hidup kan pasti banyak tekanan juga, jadi perlu siapkan mental anak yang kuat,” imbuhnya.
Eksekusi pendidikan mental itu masuk dalam sistem pendidikan yang ada. Bahkan jika perlu hadirnya muatan lokal.
Karena itu yang juga penting untuk diperhatikan adalah kolaborasi dari berbagai pihak. Baik dari tingkat pusat ke daerah, pihak legislatif, bahkan dari pihak orang tua langsung.
“Ini juga harus dimusyawarahkan, disepakati juga dari pihak orang tua,” cetusnya.
Menurut Haru, orang tua punya peran penting dalam mensukseskan pendidikan mental anak. Makanya butuh kesepahaman langkah.
Hal itu juga untuk menghindari kejadian yang memprihatinkan dalam praktik pendidikan saat ini.
“Ada orang tua yang melaporkan guru, atau guru menghukum anak melewati batas. Saya sedih dengan kejadian seperti itu,” tuturnya.