“Budaya itu (food waste) agak berat, karena siapa yang berani mengatur masyarakat mengurangi sisa makanan kecuali kesadarannya sendiri,” bebernya.
Iwang menjelaskan, mengenai langkah Pemkab Bandung dalam upaya mengurangi sampah terbilang bagus, namun dorongan agar masyarakat bisa meminimalisir sisa makanan, melalui arahan program zero food waste dinilai tak realistis.
“Motivasi dan inisiatifnya sudah bagus, kalau sampai mimpinya ke zero food waste, tapi enggak akan mungkin sampai ke zero,” jelasnya.
Menurut Iwang, pemerintah hanya bisa memberikan edukasi dan sosialisasi, terkait dampak sampah serta pola hidup peduli lingkungan, sehingga tak dapat dipaksakan kepada masyarakat.
“Hanya terus mensosialisasikan terus kepada publik, pada masyarakat secara luas, bijaklah dalam mengkonsumsi makanan. Supaya sisa atau bekas makanan, atau yang disebut food waste ini tidak berlebihan,” imbuhnya.
“Karena sampah yang tertinggi di Jawa Barat ini adalah sampah sisa makanan atau organik, kemudian gas metan yang keluar di TPA juga yang paling tinggi itu salah satunya dari food waste,” pungkas Iwang. (Bas)