JABAR EKSPRES – Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di triwulan III secara y-on-y ada di angka 4,91 persen. Angka itu masih di bawah nasional, termasuk membuat harap cemas pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Pemprov Jabar di akhir 2024.
Angka itu berdasarkan hasil rilis terbaru Badan Pusat Statisitik (BPS) Selasa (05/11). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi 4,91 persen secara y-on-y. Sementara pertumbuhan ekonomi nasional di angka 4,95 persen.
Dalam angka itu, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah transportasi dan pergudangan sebesar 11,87 persen. Kemudian real estate 8,54 persen, informasi dan komunikasi 8,24 persen, jasa lainnya 7,43 persen maupun konstruksi di angka 7,30 persen. Sementara sektor yang memberikan catatan negatif adalah pertanian yang turun diangka -3,26 persen.
Sementara secara q-to-q, triwulan III 2024 mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 0,49 persen. Angkanya juga masih rendah dibanding nasional yang tumbuh 1,50 persen.
Dalam catatan q-to-q itu, lapangan usaha yang tumbuh positif tertinggi adalah jasa pendidikan dengan 3,23 persen, lalu konstruksi di angka 3,21 persen. Sementara yang memberikan catatan negatif adalah sektor administrasi pemerintahan dengan -11,53 persen. Lalu juga sektor pertanian di angka -7,63 persen.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga secara q-to-q juga memberikan catatan negatif. Yakni turun -2,18 persen. “ini faktor daya beli masyarakat juga menurun,” terang Kepala BPS Jabar Darwis Sitorus.
BACA JUGA:Buru Jules Kounde, PSG Siapkan Tawaran Fantastis hingga 100 Juta Euro
Darwis menuturkan, perlambatan ekonomi di Jawa Barat di triwulan III nampaknya memang dipengaruhi sektor pertanian yang tengah menurun. “Akibat penurunan sektor pertanian, juga masih terkait kondisi global. Di Jawa ternyata juga mengalami perlambatan,” jelasnya.
Darwis menambahkan, momentum pilkada saat ini nampaknya juga belum begitu memberikan dampak gairah yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. “Biasanya itu luar biasa, tapi kali ini seperti adem ayem. Sektor jasa perusahaan juga tidak terlihat. Seperti kurang berpengaruh,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Jawa Barat Yuke Maulani Septina turut merespon kondisi perekonomian itu. Pihaknya mengakui bahwa butuh usaha yang lebih besar untuk bisa mencapai target akhir pertumbuhan ekonomi di 2024 ini. “Kami targetnya 5,67 persen jadi masih ada gap melihat kondisi triwulan III. Ini perlu usaha besar,” katanya.