JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah berupaya menurunkan angka stunting anak sesuai dengan target nasional yakni 14 persen. Lewat data terakhir, kasus gangguan pertumbuhan pada anak (stunting) di Kota Kembang saat ini baru mencapai 16,3 persen atau masih terdapat sekitar 6.142 balita.
Menyikapi hal ini, Pemkot Bandung melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) selaku leading sector, menargetkan pada tahun 2024 angka stunting di Kota Kembang sentuh angka 14 persen.
Dosen Fakultas Kedokteran UPI, Iswandy menuturkan, dalam upaya menekan angka prevalensi stunting di Kota Kembang bukan hanya soal memberikan pemahaman kepada orangtua terkait pemenuhan gizi yang baik bagi sang anak.
BACA JUGA: Bahas Isu Lingkungan, Presiden Prabowo akan Kumpulkan Pejabat Daerah
Sebab, menurutnya, kasus stunting ini erat kaitannya dengan ekonomi keluarga. Kecukupan gizi sang anak berpaku pada kesanggupan para orang tua dalam memberikan makanan bergizi guna dikonsumsi setiap hari.
“Memang stunting itu erat kaitannya dengan permasalahan gizi. Tapi balik lagi, sanggup gak orangtua membeli makanan bergizi untuk sang anak setiap harinya. Ini yang menjadi akar persoalan,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (4/11)
Lewat studinya, diketemukan bahwa kasus stunting berhubungan erat dengan kondisi ekonomi keluarga miskin. Bahkan, peluang terkena stunting dua kali lebih besar dengan kondisi keluarga non miskin.
BACA JUGA: Gara-Gara Cemburu Buta, Suami Nekat Tikam Istri Saat Karaoke Live di Media Sosial, Ini Videonya
“Jadi kebanyakan orangtua yang masuk kedalam strata ekonomi gakin (keluarga miskin) ini, pola pikirnya yang penting bisa makan, anak gak kelaparan. Sedangkan pemenuhan gizi bagi sang anak itu penting,” ujarnya
“Perlu diketahui ya, apabila anak kekurangan asupan makanan bergizi, ini efeknya akan seumur hidup yang dampaknya menurunkan produktivitas dan kualitas hidupnya,” tambahnya
Maka dari itu, diakuinya, sudah seharusnya Pemkot Bandung mulai memikirkan bagaimana cara menurunkan angka prevalensi stunting dibarengi dengan pengentasan kemiskinan.
BACA JUGA: Permainan Intim Ular Tangga Pink Tengah jadi Tren di TikTok, Segini Harganya di Marketplace
Terlebih, dilansir dari laman Badan Pusat Stastik (BPS) Kota Bandung, jumlah penduduk miskin di Kota Kembang pada tahun 2023 adalah 102,8 ribu jiwa. Apabila dipresentasekan, angkanya yakni sebanyak 3,96 persen.