Prakirawan cuaca BMKG Bandung, Muhammad Iid mengatakan guna mengantisipasi adanya kejadian bencana dari kondisi tersebut, BMKG Bandung telah menerbitkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem.
Cuaca ekstrem ini ditandai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dapat disertai petir dan angin kencang. Kondisi ini bisa terjadi pada skala lokal dan durasi relatif singkat pada rentang waktu antara siang hingga malam hari.
“Peringatan dini ini berlaku bagi Bogor, Depok, Bekasi, Sukabumi, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Subang, Bandung Barat, Kabupaten dan Kota Bandung, Cimahi, Sumedang, Kuningan, Garut, Tasikmalaya dan Majalengka,” jelas Iid saat dikonfirmasi, Minggu (3/11/2024).
Dijelaskan, cuaca ekstrem ini dipicu karena ada pertumbuhan awan cumulonimbus dengan skala lokal yang berdampak pada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang.
“Selain itu kondisi ini karena kelembaban udara cenderung basah sehingga ada potensi pertumbuhan awan-awan hujan. Pagi ke siang hari terjadi pemanasan cukup kuat, sehingga ada proses konvektif untuk pembentukan awan cumulonimbus,” ujar Iid.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, dalam satu pekan terakhir, sedikitnya terdapat 114 unit rumah rusak di wilayahnya akibat diterjang angin kencang.
Selain rumah, bencana ini juga mengakibatkan 10 orang luka-luka karena tertimpa reruntuhan bangunan serta pohon tumbang. Bencana angin kencang melanda 7 desa di dua kecamatan,yakni di Kecamatan Singdangkerta meliputi Desa Rancasenggang dengan total 60 rumah rusak.
BACA JUGA: Link Download Permainan Ular Tangga Pink Viral di Tiktok, Klik Disini!
Di antaranya Desa Pasir Pogor 35 rumah, Desa Puncak Sari 15 rumah, Desa Cikadu 11 rumah, serta Desa Weninggalih 7 rumah. Selain itu terjadi pula di dua desa Kecamatan Cipongkor yakni Desa Girimukti sebanyak 10 rumah dan Desa Cijenuk 6 rumah.
“Kita bersama aparat kewilayahan sudah melakukan pendataan. Total rumah rumah ada 144 unit. Tersebar di Kecamatan Singdangkerta dan Cipongkor,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulanhan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Yan Cahya Djuarsa. (Wit)