“Kalau dulu biasanya September dan Oktober sudah pasti hujan. Sekarang bulan November saja, masih ada panas. Kesulitan prediksi peralihan musim ini yang mengakibatkan petani KJA tak bisa menentukan kapan waktu tebar benih yang tepat untuk mencegah kematian massal,” jelasnya.
Terpisah, Pengelola Kesehatan Ikan dan Lingkungan pada Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispernakan) Bandung Barat, Iip Kusyaman membenarkan terkait adanya laporan kematian massal ikan KJA Saguling.
Kematian mendadak ikan ini merupakan fenomena tahunan yang disebut dengan fenomena Up-Welling yakni peristiwa di mana terjadi perpindahan masa air Waduk dari dasar ke atas permukaan. Sehingga mengubah suhu air serta membawa meterial racun yang mengendap di dasar waduk naik ke permukaan.
“Kematian massal ikan ini fenomena tahunan akibat upweling air, sekarang masuk masa peralihan musim. Kita masih melakukan koordinasi dengan PPL dan para peternak untuk mendata blok perairan mana saja yang terdampak serta berapa jumlah ikan yang mati,” tandasnya. (Wit)