Tanggapi Permintaan Presiden RI Prabowo Subianto, Dosen UPI Usulkan Penggunaan Vaksin Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Matematika Pendidikan Dasar dan Menengah

BACA JUGA: UPI dan TEFLIN Menggelar Konferensi Internasional TEFLIN Ke-70 dan CONAPLIN Ke-17

Menurutnya, Kesulitan lainnya adalah membawa pengalaman anak dalam kegiatan sehari-hari yang didominasi oleh kegiatan bermain ke dalam suasana belajar anak.

“Pembelajaran Matematika kita masih ditandai oleh kegiatan mengajarkan Matematika daripada belajar Matematika itu sendiri. Hal ini mempersulit anak untuk belajar Matematika karena Matematika akan menjadi sulit, membosankan bahkan menakutkan bagi anak,” lanjutnya.

Herman yang memiliki dua paten dalam bidang pendidikan Matematika ini mengusulkan konsep Aritmatika Divergen atau yang dikenal sebagai Vaksin Matematika sebagai solusinya. Konsep ini telah dinyatakan sebagai inovasi terbaik dalam bidang pendidikan Matematika oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek dalam program Matching Fund 2023.

Inovasi yang dipatenkan ini telah berhasil mentransformasi hampir semua konsep penting Bilangan, Aritmatika, Aljabar, Geometri dan keterampilan Statistika ke dalam bentuk permainan Matematika yang disukai anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Inovasi ini mengadobsi pengalaman anak yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari untuk belajar Matematika. Inovasi ini juga merujuk kepada kriteria media untuk tujuan kreativitas dari Medialab Massachusette Institute of Tecnology, yaitu ketersediaan diversity of outcomes atau yang dikenal dengan istilah Banyak Jalan Menuju Roma serta diperkaya dengan konten aha moment sebagai materi penting untuk tujuan kreativitas.

“Terbaru, inovasi ini juga dilengkapi dengan template Pholidota yang dapat memandu setiap anak untuk mencapai level tertinggi dalam Taxonomy Bloom yang direvisi, yaitu create (menciptakan hal yang baru) yang disesuaikan dengan konten yang sedang dipelajari,” papar Herman.

Inovasi Dosen UPI ini juga tidak berorientasi kepada keterampilan berhitung cepat. Inovasi ini lebih mengutamakan kepada penguasaan konsep Matematika dari pada keterampilan berhitung cepat. Itulah sebabnya inovasi ini tidak memuat angka-angka besar dalam penggunaannya. Menurutnya, belajar Matematika itu bertujuan untuk melatih keterampilan berfikir kreatif, bukan hanya sekedar berhitung. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan