Menurutnya, ketika muncul pemahaman penanggulangan sampah di kalangan pelajar, bukan tak mungkin harapan zero waste sampah di Kota Bandung bisa terealisasi.
“Ketika anak-anak paham soal bahaya sampah apabila tidak dipilah, ini ‘kan tentunya akan terus berkelanjutan. Nantinya tinggal bagaimana memanfaatkan hal ini,” ungkapnya.
Kendati demikian, diakui Cecep, hal ini tidak akan berjalan mudah. Tinggal bagaimana keseriusan Pemkot Bandung dalam hal menanggulangi problematik sampah yang telah lama terjadi.
“Memang enggak mudah, tapi apa yang ditanamkan bakal memberikan hal positif dan berkelanjutan. Tinggal bagaimana komitmen pemkot dalam menanggulangi permasalahan sampah,” paparnya.
Pemkot Bandung Resmi Berlakukan Jargor “Tidak Dipilah Tidak Diangkut”
Sementara itu, dalam upaya penguatan komitmen penurunan ritase kiriman sampah ke TPA Sarimukti, Pemkot Bandung secara resmi menerapkan jargon “Tidak Dipilah Tidak Diangkut” mulai Senin (28/10) kemarin.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A Koswara mengatakan, hal tersebut bagian dari langkah pengurangan dan pengiriman sampah ke Sarimukti. Termasuk aktivasi pengelolan sampah terintegrasi dengan penguatan pengelolaan sampah pada sumbernya.
Lantas dirinya mendorong seluruh lapisan masyarakat Kota Bandung akan pentingnya pengolahan sampah di hulu. Pihaknya kata Koswara, mengajak seluruh masyarakat berkaca pada suksesnya 383 RW di Kota Bandung menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS).
“Contohnya itu ada 22,5 persen dari seluruh RW yang ada di Kota Bandung yang sudah berhasil mengelola sampah,” ungkap Koswara di Pendopo Bandung, belum lama ini.
Dia menambahkan, apabila 383 KBS itu jadi role model dan dapat diikuti oleh 1596 RW di Kota Bandung, maka dengan asumsi pengurangan sampah total 70 persen dari 1.800 ton per hari.
Maka, total sampah Kota Bandung tersisa sekitar 540 ton saja yang harus diangkut ke TPA. “Residunya itu sisanya saja, tinggal 30 persen. Artinya ini pernah dilakukan program kebijakan pengurangan di hulu,” tambahnya.
Setelah kick off ‘Tidak Dipilah Tidak Diangkut’ berlangsung, para camat yang menjadi bagian dari Satgas Penanganan Sampah Kota Bandung langsung mengerahkan aparat kewilayahan berjaga di TPS-TPS.
Hal tersebut untuk memastikan tagline itu terealisasi optimal. “Dengan semua yang kita lakukan, ini bisa menjadi sebuah langkah ke depan bagi Pemkot Bandung untuk merespon semua persoalan perkotaan,” pungkasnya. (dam/zar)