Panen Karya P5, Siswa Siswi SMKN 3 Cimahi Tampilkan Teater Kolosal Pelestarian Budaya dalam Bulan Bahasa

Kecintaan Terhadap Budaya Sunda

Salah satu sorotan dari kegiatan ini adalah bagaimana siswa belajar mencintai budaya Sunda di tengah modernisasi.

Menurut Nur Inda, tantangan terbesar adalah kebiasaan siswa menggunakan bahasa Sunda kasar dalam percakapan sehari-hari.

BACA JUGA: DAM Resmikan Tempat Uji Kompetensi di SMK Assalaam Bandung

“Kesulitan lain, tidak semua siswa berasal dari Sunda, sehingga mereka harus belajar dari awal,” jelasnya.

Namun, semangat siswa untuk menguasai kearifan lokal terbukti tinggi.

“Anak-anak betul-betul mengekspresikan diri dan mengeluarkan semua ide serta bakat yang mereka miliki,” tambahnya.

BACA JUGA: Soal Ancaman Kedaruratan Sampah, Pengamat Minta Pemkot Lakukan Hal Ini!

P5 SMKN 3 Cimahi ini tak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya lokal.

“Harapannya, kegiatan ini mampu membuat para siswa lebih mencintai budaya daerah mereka, khususnya bahasa dan budaya Sunda yang mulai tergerus oleh modernisasi,” tutup Nur Inda.

Salah satu siswi, Adinda Rizka (15), dari jurusan DKV 3, turut terlibat dalam pembuatan kostum dari bahan bekas.

BACA JUGA: 7 Jenis Kartu Kredit BRI dengan Banyak Keunggulan, Pendaftaran Bisa Secara Offline dan Online

“Kami terinspirasi dari alur cerita yang mengisahkan tentang Noni Belanda yang tertarik dengan budaya Indonesia. Kami membuat gaun dari kertas bekas dan kostum domba dari kertas dan plastik kresek,” ungkap Adinda.

Meski menghadapi tantangan, ia menegaskan bahwa proses pembuatan kostum dilakukan dengan kompak bersama teman-temannya hanya dalam satu hari.

Seni Kawih dan Kolaborasi Budaya

Sementara itu, Virsah Sabilla (16), siswi kelas 10 MP 2, yang bukan berasal dari keturunan Sunda, turut menyumbangkan suaranya dalam seni kawih.

BACA JUGA: KUR BRI Jadi Penyelamat Usaha di Masa Pandemi COVID-19

“Saya asli Palembang, tapi mulai tertarik pada kawih sejak SMP. Saya diajak guru untuk ikut lomba Pasanggiri,” kata Virsah.

Meskipun awalnya kesulitan, ia terus berlatih hingga akhirnya tampil dalam panen karya ini.

“Awalnya memang sulit, tapi dengan latihan terus-menerus, akhirnya bisa,” tandasnya dengan semangat. (Mong)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan