Panen Karya P5, Siswa Siswi SMKN 3 Cimahi Tampilkan Teater Kolosal Pelestarian Budaya dalam Bulan Bahasa

JABAR EKSPRES – SMKN 3 Cimahi memeriahkan Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda dengan panen karya dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menampilkan kreativitas siswa kelas 10 dan 11.

Beragam karya seni berbasis kearifan lokal Sunda dipersembahkan dalam bentuk pertunjukan teater kolosal yang menggunakan tiga bahasa, Sunda, Inggris, dan Indonesia.

Ketua Pelaksana Peringatan Bulan Bahasa dan Puncak P5 SMKN 3, Nur Inda, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kreativitas siswa sekaligus melestarikan budaya Sunda.

BACA JUGA: Rasiman Jadi Head Coach Persikab Bandung di Liga 3, Pasang Target Promosi ke Kasta Kedua

“Dari P5 sendiri, kami mengambil tema kearifan lokal. Anak-anak dituntut untuk berkarya sesuai dengan kontingen jurusannya,” ungkapnya saat ditemui di SMKN 3 Cimahi, Senin (28/10/2024).

Acara ini melibatkan 10 kontingen dari lima jurusan: Perhotelan, Kuliner, Administrasi Perkantoran (MPLB), Desain Komunikasi Visual (DKV), dan Busana.

Setiap kontingen berkolaborasi menciptakan pertunjukan teater yang menggabungkan narasi dalam bahasa Inggris, puisi berbahasa Indonesia, dan kawih (lagu daerah) dalam bahasa Sunda.

BACA JUGA: Rumah Impian dalam Genggaman Wujudkan dengan KPR di BRI, Bunga Ringan dan Aman

Semua persiapan dilakukan secara mandiri oleh siswa, dari perancangan konsep hingga pembuatan karya seni.

“Kami, para guru, hanya membimbing dan menilai. Beberapa aspek yang dinilai adalah bernalar kritis, gotong royong, dan kreativitas,” tambah Nur Inda.

Selain teater, para siswa juga menampilkan kostum-kostum unik yang dibuat dari bahan-bahan daur ulang.

BACA JUGA: Sakola Motekar Ciamis Ciptakan Sabun Mandi Berbahan Alami

“Ada gaun dari plastik dan kain bekas, bahkan anak-anak DKV membuat kostum noni Belanda dari kertas bekas,” jelas Nur Inda.

Inisiatif ini juga sejalan dengan penerapan program Zero Waste di SMKN 3 yang telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.

Namun, tak lepas dari tantangan, terutama saat menggabungkan ide dari berbagai jurusan dalam satu tim.

BACA JUGA: Peringatan Sumpah Pemuda, Pj Bupati Bogor Bachril Bakri Dorong Peningkatan Indek Pembangunan Pemuda

“Kadang ada perubahan konsep di tengah jalan karena ada yang mengusulkan ide baru. Konflik seperti ini sering terjadi di kalangan siswa, tapi itu bagian dari dinamika mereka,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan