Iim menceritakan, dalam rekrutmen karyawan dalam pengelolaan kawasan itu ia memprioritaskan warga setempat. Sedikitnya ada 170 karyawan yang dipekerjakan di kawasan itu. Mereka adalah warga asli. “Itu belum para pedagang,” imbuhnya.
Para pekerja itu bertanggung jawab di beberapa titik wisata. Misalnya dari petugas tiket masuk, parkir, wahana ayunan, hingga di kebersihan. Semangatnya juga untuk memberdayakan warga setempat. “Kami ingin warga bisa kerja di desanya sendiri, ini juga untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” cetusnya.
Meski dikelola secara mandiri oleh Bumdes, ternyata pendapatan dari objek wisata itu juga cukup moncer. Iim menceritakan, pendapatan tahunan Bumdesnya bisa tembus di angka Rp 2-3 miliar.
Selain untuk kebutuhan operasional misal gaji karyawan maupun pengembangan fasilitas, pendapatan itu tentunya juga disetorkan ke desa sebagai Pendapat Asli Desa (PADesa). “Kami di 2021 pernah setor untuk PADesa sampai Rp 500 juta,” jelasnya.
Selain kewajiban itu, Bumdes juga turut menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Sasaran tetap untuk kepentingan warga sekitar. Misalnya untuk membantu pembangunan masjid, ke sekolah, hingga yatim piatu di desa. Nilainya Rp 120 juta setahun. “Kami ingin totalitas bangun desa, ekonomi juga bergerak,” ucap Iim.
BACA JUGA: Sita Sejumlah Uang di Kasus Suap Hakim, Kejagung Dalami Kemungkinan Keterlibatan Ronald Tannur
Pariwisata Sektor Potensial yang Perlu Digenjot
Sektor pariwitasa di Jawa Barat memiliki potensi yang luar biasa. Namun sektor itu masih perlu digenjot untuk mendongkrak perekonomian di Jawa Barat.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat Iendra Sofyan mengungkapkan, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Jawa Barat di 2023 baru di angka 3,2 persen. Padahal potensinya cukup besar, termasuk di dalamnya desa wisata di Jawa Barat.
Pihaknya mencatat sedikitnya ada 1.524 destinasi wisata alam di Jawa Barat, lalu 694 wisata budaya dan 783 wisata buatan. “Tersebar di Jawa Barat, itu data ekosistem wisata 2023. Data kami dari berbagai sumber,” terangnya, Rabu (23/10).
Di Jawa Barat juga banyak fasilitas penunjang sektor wisata. Misalnya ada 2.931 hotel, 458 homestay, 5.432 restoran, 8.038 rumah makan dan 3.453 kafe. Kemudian ada 1.129 biro perjalanan dan 661 pramu wisata. Lalu ada 1 bandara internasional, 4 bandara domestik, 120 stasiun kereta api, 13 pelabuhan, 13 ruas jalan tol, hingga 20 terminal tipe A dan B.