Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kaduela, Kabupaten Kuningan Jawa Barat patut diacungi jempol. Ia mampu mengelola objek wisata Telaga Biru Cicerem secara mandiri dan memberdayakan warga.
Henrdrik Muchlison, Jabar Ekspres
Telaga Biru Cicerem jadi salah satu objek wisata favorit di Kabupaten Kuningan. Pesona wisata alam itu berupa situ atau telaga dengan luas sekitar 2,7 hektar.
Tempatnya sejuk karena ada di kawasan yang dikelilingi dengan pepohonan yang rindang. Selain itu juga terbilang ada di dataran tinggi. Yakni di sekitar 315 mdpl.
Selain jernih, air di telaga itu juga ikonik. Memiliki warna perpaduan biru dan hijau.
Di telaga yang ada di Kecamatan Pesawahan itu, wisatawan bisa melakukan banyak aktivitas. Mulai dari sekedar cuci mata dengan pesona keindahan telaga. Pengelola juga menyadikan sejumlah fasilitas ikonik. Misalnya ayunan yang tepat di atas telaga. Biasanya ayunan itu paling jadi primadona pengunjung. Mereka bakal berfoto di atas ayunan tersebut.
Yang lebih uniknya lagi, di telaga itu hidup beragam ikan dengan ukuran yang tidak kecil. Itu makin menambah cantik hasil foto saat berada di ayunan tersebut.
Di tempat itu, pengunjung juga bisa mengelilingi telaga sembari naik perahu. Wisatawan juga bisa memanfaatkan kolam terapi ikan untuk melepas lelah usai berkeliling.
Yang menarik, ternyata objek wisata itu dikelola secara mandiri oleh Bumdes setempat. Itu bisa menjadi percontohan bahwa bumdes bisa mandiri untuk ikut mendongkrak perekonomian warganya. Bumdes setempat mampu peka dan berhasil mengolah mutiara di kampungnya.
Direktur Bumdes Iim Ibrahim menceritakan, Telaga Biru Cicerem itu sudah lama ada di kampungnya. Tapi baru masuk pengelolaan Bumdes pada 2019 lalu. “Sebelumnya tidak terkelola, jadi bebas saja, ada PKL sendiri ada parkir sendiri,” ujarnya saat ditemui Jabar Ekspres, Minggu (20/10).
Iim melanjutkan, berbekal modal seadanya, Bumdes kemudian bergerak menata kawasan itu. Hingga akhir 2020, hampir semua kawasan berhasil dikelola.
Dalam pengelolaannya, tentu Bumdes mengoptimalkan warga sekitar untuk menjadi karyawan. Semangatnya juga untuk memberdayakan warga setempat. “Kami ingin warga bisa kerja di desanya sendiri, ini juga untuk menggerakkan ekonomi masyarakat,” cetusnya.