Apakah Aplikasi Server Sha Penghasil Uang Terbukti Aman atau Penipuan?

JABAR EKSPRES – Saat ini, muncul banyak aplikasi yang mengklaim bisa menghasilkan uang secara instan. Salah satunya adalah aplikasi  Aplikasi Server Sha, yang disebut-sebut sebagai penghasil uang.

Setelah melakukan pendaftaran di aplikasi  Aplikasi Server Sha, saya menemukan beberapa kesamaan dengan aplikasi “Chargi Bank” yang pernah saya ulas sebelumnya.

Mulai dari tampilan website hingga sistem kerja yang diterapkan, semuanya sangat mirip. Kemungkinan besar, kedua aplikasi ini dikelola oleh pihak yang sama, yang diduga kuat sebagai pengembang aplikasi penipuan.

Dalam aplikasi  Aplikasi Server Sha, sistem kerja yang diterapkan adalah investasi dengan janji imbal hasil harian. Sebagai contoh, dengan modal terkecil sebesar Rp30.000, pengguna akan dijanjikan penghasilan harian Rp7.500 selama 60 hari, yang akhirnya akan menjadi Rp450.000.

Investasi terbesar mencapai Rp8 juta, dengan janji pengembalian hingga Rp20 juta. Namun, jika kita cermati, skema ini sangat tidak masuk akal dan cenderung mengarah pada penipuan.

Baca juga : Apa Kabar Aplikasi CleanSpark (CLSK) Hari Ini, Apakah Pencairan Sudah Lancar?

Seperti kebanyakan aplikasi penipuan lainnya,  Aplikasi Server Sha menggunakan skema Ponzi, di mana uang yang didapatkan dari pengguna baru digunakan untuk membayar keuntungan pengguna lama. Ini hanya berputar di antara member tanpa ada sumber pendapatan yang jelas.

Skema ini hanya menguntungkan mereka yang bergabung di awal, sementara pengguna yang bergabung belakangan berisiko kehilangan uang.

Aplikasi ini juga menyediakan bonus pendaftaran sebesar Rp3.000 untuk pengguna baru, tetapi dengan batas penarikan minimal Rp20.000, yang membuat bonus tersebut tak bisa langsung dicairkan.

Sistem referensi atau undangan juga diterapkan, di mana pengguna yang berhasil mengajak orang lain bergabung akan mendapatkan komisi hingga tiga level, mulai dari 30% untuk level pertama hingga 1% untuk level ketiga. Namun, pada akhirnya, hanya sedikit yang benar-benar mendapatkan keuntungan.

Aplikasi penipuan seperti ini sering kali sulit dideteksi di awal karena mereka cenderung membayar pengguna baru untuk menarik lebih banyak korban. Namun, dengan memperhatikan beberapa indikator, kita bisa lebih waspada:

  1. Janji keuntungan yang tidak masuk akal – Jika sebuah aplikasi menawarkan imbal hasil yang jauh lebih tinggi dari investasi pada umumnya, itu adalah tanda bahaya.
  2. Sistem referal yang agresif – Skema Ponzi biasanya bergantung pada pengguna baru untuk mempertahankan sistem, sehingga mereka menawarkan komisi besar bagi mereka yang berhasil mengundang orang lain.
  3. Website mencurigakan – Banyak aplikasi penipuan yang menggunakan domain website dengan nama yang mirip dengan perusahaan asli, tetapi tidak terkait sama sekali.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan