JABAR EKSPRES – Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat (Dishub Jabar), Ade Afriandi menyebut bahwa pembangunan Bus Rapid Transit, bukan ditujukan untuk menghilangkan kemacetan di wilayah Bandung.
Menurutnya, proyek yang kini diambil alih oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini, ditujukan hanya untuk mengkoneksi atau mengintegrasikan wilayah-wilayah khususnya yang berada di Cekungan Bandung.
“Jadi supaya publik tahu bahwa BRT ini bukan proyek menghilangkan kemacetan. Tetapi bagaimana mengintegrasikan kebutuhan moda transport dari rumah ke tempat kerja, atau aktivitas sampai nanti kembali lagi ke rumah,” ujarnya, Selasa (15/10).
Meski belum memilki data secara pasti, Ade mengklaim bahwa dengan adanya pembangunan BRT ini, dimungkinkan jumlah Kemacetan di wilayah Bandung bisa semakin berkurang.
BACA JUGA: Tinggal Belasan Tahun di Gubuk Reyot, Lansia ini Dibuat Bahagia Polres Cimahi
“Kalau berbicara mengurangi kemacetan ini (BRT) dimungkinkan. Tapi kalau berbicara seberapa efektif, sejujurnya saya belum dapat hasil pengukurannya. Tetapi kalau lihat perkembangan, kalau kita lihat kondisi sekarang, BRT ini menjadi upaya kita dalam menghubungkan semua yang harus dihubungkan,” katanya.
Meski begitu, Ade menuturkan pihaknya akan terus berupaya agar proyek Bus Rapid Transit yang telah direncanakan sejak lama ini di Bandung ini dapat segera dibangun khusunya di awal Tahun 2025.
“Memang sejak 2023 akhir itu sudah dilakukan beberapa upaya. Tapi dievaluasi oleh penjabat (Pj) gubernur itu ada keterlambatan di beberapa tahapan. Sehingga pada saat saya ditugaskan di BRT, saya lakukan akselerasi, dibentuk tim akselerasi secara internal di dinas perhubungan (Dishub) tentu dengan stakeholder terkait, Apakah itu nanti dengan perguruan tinggi karena ini yang paling penting adalah komunikasi kepada publik,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam rencana ini, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat (Dishub Jabar) A Koswara menjelaskan, bahwa rencana perubahan Terminal Cicaheum, Kota Bandung menjadi Depo BRT ini sudah berdasarkan hasil kajian Kemenhub lewat Project Management Consultant.
BACA JUGA: Spesifikasi Xiaomi Redmi 14C dengan Segudang Fitur Canggih Harganya Cuma 1,5 Juta