JABAR EKSPRES – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) membutuhkan peremajaan pada sejumlah armada pengangkut sampah. Peremajaan truk diperlukan lantaran yang ada saat ini telah berusia cukup tua.
Kepala DLH, Bandung Barat, Ibrahim Aji, mengatakan, armada pengangkut sampah yang beroperasi sudah membutuhkan peremajaan. Sebab, ada lima unit armada berusian tua dan butuh peremajaan.
“Dari tahun 2021 sedikitnya ada lima unit kendaraan yang sudah berusia tua, saat ini masih dipakai dan sering ke bengkel,” kata Ibrahim saat dihubungi, Rabu (9/10/2024).
BACA JUGA: TPA Sarimukti Kembali Alami Krisis, Darurat Sampah Jilid II Ancam Kota Bandung
Ia menambahkan, kendaraan milik DLH yang beroperasi sebanyak 39 unit truk dengan beberapa jenis, 4 pick up, dan 12 motor roda tiga yang digunakan untuk mengangkut sampah dari 10 kecamatan yang ada di KBB ke TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat.
Sementara dari armada 39 yang dimiliki Bandung Barat, diantaranya berasal dari bantuan gubernur sebanyak 6 dump truck dan 3 arm roll, 9 dump truck lainnya peninggalan dari Kabupaten Bandung.
“Kalau dari APBD Bandung Barat terdiri dari 15 dump truck dan 6 arm roll, dan tidak semua unit dalam kondisi laik jalan karena ada armada dari Kabupaten Bandung masih dipakai,” katanya.
BACA JUGA: Atasi Kritis TPA Sarimukti, Pemkot Bandung Dorong Kurangi Beban Sampah
Dijelaskan Ibrahim, kuantitas produksi sampah berdasarkan hasil perhitungan 16 kecamatan. Produksi sampah perhari mencapai 700 ton lebih. Sementara sampah yang dapat terangkut hanya di 10 kecamatan dengan jumlah produksi sebanyak 680 ton.
Dengan keterbatasan armada ditambah sudah berusia tua, sampah yang terangkut perharinya sebanyak 160 ton sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti.
“Sisanya tumpukan sampah itu dibuang di lokasi pembuangan sampah sementara yang ada di UPTD kebersihan di Jalan Raya Gedong Lima, Padalarang,” katanya.
BACA JUGA: Kenapa Hari Ini Grapix AI Tidak Bisa WD, Benarkah Sudah Mau SCAM? ini Kata Perusahaan
Menurutnya, pengadaan truk sampah di Bandung Bart terakhir pada 2018 lalu, itupun hanya sebanyak tiga unit yang bersumber dari APBD KBB, dengan total anggaran Rp1,2 miliar atau Rp400 juta/unit.