JABAR EKSPRES – Aplikasi CleanSpark diduga scam atau penipuan. Roy Shakti, seorang pakar kartu kredit menyebutkan aplikasi tersebut disebut mencatut nama bisnis resmi.
Banyak anggota aplikasi ini mengungkapkan kekecewaan di media sosial karena tidak dapat menarik dana dari investasi yang dijanjikan dalam aplikasi tersebut.
Beberapa bahkan menyebutkan bahwa dalam website aplikasi tersebut, terdapat pengumuman yang meminta mereka untuk membayar biaya layanan akuntansi untuk proses penarikan dananya. Lantas benarkah demikian? Cek informasinya berikut ini.
Alasan Aplikasi CleanSpark Diduga Penipuan
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadi Roy Shakti pada Kamis, (24/9/2024), ia menjelaskan bahwa CleanSpark mencatut nama bisnis perusahaan resmi.
“Aplikasi CleanSpark yang ini indikasinya adalah pencatutan bisnis, jadi mencatut nama,” ujarnya seperti yang dilansir dari Instagram @royshakti.
Ia juga menambahkan bahwa hal serupa pernah terjadi di Indonesia, di mana aplikasi ponzi menggunakan nama perusahaan terkenal seperti Maersk.
Roy Shakti menyatakan dengan tegas bahwa ini adalah penipuan, bukan sekadar skema ponzi.
Ia menegaskan bahwa perusahaan CleanSpark yang asli tidak ada kaitannya dengan aplikasi yang diduga scam tersebut.
“Mereka cuman nyatut nama, kemudian ditempelin untuk aplikasi cari duit. Biasanya umurnya gak bakal lama,” tuturnya.
Ia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati karena modus seperti ini bukanlah hal baru.
BACA JUGA: 3 Tanda Aplikasi CleanSpark Diduga Penipuan, Catut Perusahaan Resmi, Benarkah Investasi Bodong?
Aplikasi Investasi Bodong yang Pernah Mencatut Perusahaan Ternama
Beberapa kasus serupa yang pernah ditemukan, ada aplikasi investasi bodong bernama Maersk Rent, yang dikenal di beberapa negara termasuk Indonesia, menawarkan penghasilan dengan cara menyewakan atau menjual peralatan kargo, tetapi tidak berhubungan dengan perusahaan Maersk yang sah.
Perusahaan Maersk sendiri telah mengeluarkan pernyataan bahwa aplikasi yang mengaku mengaitkan diri dengan mereka adalah palsu.
“Kasus penipuan investasi yang beredar di berbagai negara, termasuk Indonesia dan India, tidak ada afiliasi dengan Maersk,” jelas Maersk di situs resminya.
Klarifikasi ini semakin memperkuat dugaan bahwa aplikasi penghasil uang tersebut adalah scam. Pihak Maersk menegaskan bahwa mereka tidak pernah meminta uang melalui media sosial atau platform lain, berbeda dengan praktik yang terjadi, di mana anggota diharuskan melakukan deposit untuk membeli alat dengan harga lebih tinggi agar mendapatkan keuntungan lebih besar.