JABAR EKSPRES – Menjaga lisan merupakan satu hal yang sangat penting dilakukan oleh umat muslim. Banyak maksiat dan dosa bisa tercipta dari lisan.
Bahkan sampai ada beberapa perumpamaan tentang pentingnya menjaga lisan, seperti istilah mulutmu harimaumu, atau dalam salah satu hadits juga pernah di disebutkan tentang bahayanya jika tidak bisa mengontrol lisan.
Dalam salah satu hadist, Imam Asy-Syafi’i mengatakan:
اِحْفَظْ لِسَانَكَ أَيُّهَا الْإِنْسَانُ لَا يَلْدَغَنَّكَ إِنَّهُ ثُعْبَانٌ
“Kontrol lisanmu wahai manusia. Jangan sampai dia menggigitmu. Sungguh lisan itu ular besar yang berbahaya.” (Mirqah al-Mafatih 1/185)
Imam Asy-Syafi’i memberi gelar ular besar untuk lisan. Ini menunjukkan bahayanya jika tidak menjaga lisan, seperti bahayanya jika tergigit ular berbisa.
Baca juga : Curhat di Medsos, Apakah Termasuk Dosa Karena Tidak Bisa Menjaga Lisan?
Bahkan dalam perjalanan Isra’mi’raj, Rosululah juga menemukan neraka dipenuhi oleh wanita yang tidak bisa menjaga lisannya karena seringnya berghibah.
Lisan atau lidah adalah anggota badan yang paling banyak beraktivitas tanpa kenal lelah. Sebagaimana dengan lidah seorang itu mudah mendapatkan pahala, sebaliknya dengan mudah seorang itu mendapatkan dosa besar.
Oleh karena itu jika tidak bisa berbicara yang manfaat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kita untuk lebih baik diam saja.
baca juga : Pentingnya Menjaga Lisan Ketika Sedang Marah
Ucapan, kata-kata, komentar, status medsos dll itu bermanfaat jika memenuhi tiga kriteria:
1. Baiknya ada niat yang baik, seperti menebar ilmu yang bermanfaat
2. Baiknya cara penyampaian semisal mengetahui hal-hal yang layak disampaikan di depan publik dan hal yang hanya layak dibicarakan dalam forum khusus atau terbatas.
3. Baiknya dampak. Kata-kata tersebut tidak berdampak kegaduhan, memicu permusuhan dll.
Jika suatu kalimat, komentar, status medsos memenuhi tiga kriteria di atas silakan katakan. Jika tidak memenuhi kriteria di atas, lebih baik jangan dilakukan untuk menjaganya tergelincir dalam dosa.