Gudang Rongsokan di Gunung Hawu Bandung Barat Ludes Terbakar, Rugi Rp50 Juta

JABAR EKSPRES – Sebuah gudang penyimpanan rongsokan di Kampung Gunung Hawu, Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ludes terbakar.

Api terlihat membakar isi dalam gudang yang dalam keadaan tertutup itu pada Senin, 7 Oktober 2024 siang.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 12.30 WIB, beruntung peristiwa tersebut tak menyebabkan korban jiwa karena pemilik gudang berhasil menyelamatkan diri.

“Betul kejadian kebakaran dilaporkan pukul 12:30 WIB. Tadi Damkar sudah ke lokasi. Alhamdulillah pukul 13:15 api sudah padam,” kata Kasi Daltramtri Kecamatan Padalarang, Fani Helmi Nurfahmi kepada wartawan, Senin (7/10/2024).

Ia mengatakan, apu dilaporkan pertama kali terlihat di gudang rongsokan sekira pukul 12:30 WIB. Plastik dan material rongsokan yang mudah terbakar membuat api cepat membesar dan mengeluarkan asap hitam pekat. Selain itu, kondisi angin kencang membuat api mudah merembet ke segala penjuru.

“Hasil penyelidikan sementara kebakaran diakibatkan oleh pembakaran barang bekas yang merembet ke rongsokan lainnya dikerenakan angin cukup kencang,” tutur Fani.

Berdasarkan hasil pendataan, gudang rongsokan itu milik warga bernama Yayan dan Aep. Adapun lahan yang ditempati dimiliki oleh warga berna Suma. Akibat kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai jutaan rupiah.

“Tidak ada korban jiwa, untuk kerugian material diperkirakan Rp50 juta,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Barat, Siti Aminah mengungkapkan penyebab kebakaran yang belakangan ini sering terjadi di wilayahnya karena kelalaian.

“Banyaknya karena kelalaian. Kalau yang bakar sampah gak ditungguin akhirnya merembet. Karna bakarnya dekat rumah atau gudang jadi bangunannya ikut terbakar,” kata Siti Aminah saat dikonfirmasi.

Untuk kebakaran yang melanda rumah baik permanen maupun semi permanen, dijelaskan Siti beberapa diantaranya karena korsleting listrik. Ia menduga instalasi listrik yang bermasalah karena bangunannya sudah terlampau tua yang menyebabkan korsleting.

“Kalau yang rumah-rumah itu rata-rata korsleting listrik. Dan rata-rata rumahnya yang semi permanen. Memang kebakaran kebanyakan nya bangunan yang semi permanen atau rumah panggung meskipun ada juga rumah yang permanen. Memang seharusnya ada pengecekan berkala untuk keamanan,” ujar Siti.

Lebih lanjut masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dalam setiap kegiatan yang berpotensi menyebabkan kebakaran. Seperti menyalakan kompor, memastikan instalasi listrik dalam keadaan baik serta jika hendak membakar sampai di sekitar rumah baiknya diperhatikan hingga apinya betul-betul mati.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan