Bakal Tayang di Bioskop, Dito dan Maizura Pemeran Utama Film Conjurig

“Ini sama sekali bukan film horor tapi kebetulan yang kami pakai cosplay dengan kostum yang menyeramkan. Ini sebenarnya film drama komedian sangat lucu banget,” terangnya.

Di lokasi yang sama, Sutradara Film Conjurig Tubagus Deddy menambahkan, film tersebut mengangkat premis tentang kejujuran dari komunitas cosplay di Kota Bandung.

“Bahwa dibalik cosplay, dibalik topeng itu, mereka jujur dengan memakai cosplay, karena mencari uang dengan cosplay itu kejujuran asli. Mungkin orang lain tidak pakai cosplay, tapi banyak yang tidak jujur. Misalnya ada orang-orang memanfaatkan kekuatannya tanpa cosplay, dia tidak jujur,” imbuh Deddy.

Deddy menyebut film Conjurig bakal bercerita tentang sosok Dito sebagai pemeran utama yang memilih kembali ke Bandung dari Jakarta. Berawal dari sikap posesifnya ke pacarnya Meizura, ia meninggalkan kehidupannya di Jakarta dan kembali ke Bandung hingga akhirnya di perjalanan memilih menjadi seorang seniman.

“Jadi, ternyata apa yang direncanakan dari sejak awal, sekolah, kuliah, bekerja, tidak sesuai fashionnya. Ternyata fashionnya di seni, di musik,” kata dia.

Deddy menjelaskan, film Conjurig akan lebih menonjolkan sisi drama komedi dan sosial. Ia ingin mengangkat realitas sosial tentang para pelaku cosplay conjurig di Bandung.

“Jadi ini mungkin looksnya horror tapi kemasannya kita mungkin bisa lebih ngasih pesan lebih mudah,” ungkap Deddy.

Selain nama-nama beken di dunia perfilman, Deddy mengatakan banyak melibatkan pemain Bandung, musik, teater, kabaret hingga lokasi syuting.

Dito sendiri merasa nyaman untuk terlibat di film Conjurig. Ia menilai tema di film Conjurig belum pernah diangkat yaitu para cosplayer. Termasuk lokasi syuting di Kota Bandung.

“Jadi aku berharap semoga penonton juga bisa menerima itu. Karena ini adalah sesuatu yang baru, tapi dibungkus dengan sangat cantik,” harap dia.

Sedangkan Maizura, mengaku senang bisa berkolaborasi dengan seniman Bandung di film tersebut. Sejak membaca naskah, ia merasa nyaman dan tidak ada sekat.

“Jadi memang kita tik-tokan, reading itu enak banget. Kayak kekeluargaaanya sangat-sangat berasa. Jadi mempermudah proses readingny,” ungkap dia. (bbs)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan