JABAR EKSPRES, BANDUNG – Kekerasan terhadap anak masih tinggi. Terlebih lagi menurut data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, kasus tersebut marak melanda para anak di lingkungan sekolah.
Lantas Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung saat ini berupaya memperkuat peran guru bimbingan konseling (BK). Salah satunya melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan, melalui Satgas Tim Pencegahan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (TPPKS).
Kepala DP3A Kota Bandung, Uum Sumiati, mengungkapkan, guna mendukung percepatan program tersebut, pihaknya sudah menjalankan bimbingan teknis bagi 125 guru BK dari SMP Negeri dan swasta di Kota Bandung.
Menurutnya, hal tersebut dalam rangka meningkatkan kapasitas tenaga pendidik. Kegiatan itu dilaksanakan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam. Perihal pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak, khususnya di lingkungan sekolah.
“Kegiatan ini menjadi solusi dalam menghadapi masalah kekerasan di satuan pendidikan. Dengan memberikan edukasi dan pemahaman kepada para guru BK,” ungkap Uum kepada wartawan, Rabu (2/9).
Dia menambahkan, para guru BK mesti mampu berperan sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan kekerasan. Sekaligus memberikan layanan yang tepat bagi korban kekerasan, termasuk pendampingan bagi siswa.
“Kami berharap mereka bisa meningkatkan kapasitas mereka sebagai anggota Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di sekolah masing-masing,” tambahnya.
“Ke depannya diharapkan mampu mewujudkan sekolah-sekolah yang ramah anak terutama dari perlindungan kekerasan terhadap anak,” pungkasnya.
Sebelumnya, DP3A Kota Bandung juga telah melakukan sosialisasi dan edukasi di 30 SMP Negeri, serta mendeklarasikan Kota Bandung sebagai wilayah yang menuju Zero Bullying. Langkah ini bagian dari rangkaian upaya yang lebih besar untuk mewujudkan sekolah-sekolah yang ramah anak dan bebas dari kekerasan.