JABAR EKSPRES – Memasuki masa peralihan musim atau pancaroba, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Dinkes Jabar) mulai mewaspadai terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sebab menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar Rochady, masa peralihan ini peningkatan kasus tersebut berpotensi mudah terjadi.
“Ini harus kita waspadai dari awal. Sehingga nanti pada saat musim hujan turun, tidak ada lagi tempat-tempat penampungan air yang bisa menjadi tempat siklus dari vektor nyamuk Aedes Aegepty (DBD),” ucapnya saat dihubungi Jabar Ekspres, Senin (30/9).
Berdasarkan data yang dimiliknya, kasus DBD di Jabar hingga saat ini, dinilai terus mengalami peningkatkan. Tercatat hingga tanggal 30 September 2024, Rochady menyebut penyebaran DBD telah mencapai 50.482 kasus dengan angka kematian sebesar 292 orang.
Maka agar kasus tersebut tidak semakin meningkat, di masa pancaroba ini Rochady meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya.
“ini harus menjadi perhatian kita semua, karena DBD ini akan meningkat di September, November, Desember, Januari, Februari. Jadi tentunya kita harus menyiapkan dengan cara membersihkan di lingkungan sekitar kita, supaya nantinya tidak ada tempat-tempat yang bisa menyebabakan terjadinya pertumbuhan nyamuk Aedes Aegepty,” ungkapnya
Tak hanya itu, ia juga menuturkan pihaknya akan terus berupaya mensosialisasikan gerakan menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk atau 3M Plus kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan.
“Jadi ini cukup sederhana sebetulnya dimana masyarakat harus bisa betul-betul memperhatikan lingkungannya. dan kalau di rumah atau lingkungannya memungkinkan adanya tempat pertumbuhan nyamuk, itu harus segera dibersihkan.Jadi masyarakat dengan kondisi sekarang ini bisa memperhatikan lingkungannya,” pungkasnya. (San).