Ia optimis terhadap rencana yang dituangkan oleh Pemerintah Kota Banjar dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, khususnya dalam pengembangan kawasan industri. Ia juga percaya ini akan menjadi dasar bagi investor untuk datang dan membuka usaha di Kota Banjar, serta berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
BACA JUGA: Isyarat Agnez Mo Tentang Kegelapan Dunia Hiburan Hollywood Semakin Relevan di Tengah Skandal P Diddy
“Kepastian usaha menjadi hal yang sangat penting. Ini adalah langkah maju bagi kita untuk membuat perbedaan dan menjadikan Kota Banjar sebagai tempat investasi yang mandiri. Saya yakin, meskipun potensi agro di sini tidak terlalu luas, namun masih bisa tersebar dan dikembangkan. RTRW akan memberikan kepastian usaha yang akan kita kembangkan melalui Apindo,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPP Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik, S.Pd., M.M., menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Banjar harus lebih proaktif dalam memperkenalkan daerahnya kepada masyarakat luas. Hal ini penting baik untuk menarik para investor berinvestasi maupun untuk sektor pariwisata.
“Skala yang lebih besar diperlukan untuk menarik investor ke daerah ini, baik untuk industri maupun pembukaan kawasan industri baru. Hal ini membutuhkan tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman. Upah di Kota Banjar sudah kompetitif, tetapi harus didukung oleh infrastruktur yang memadai. Misalnya, kita tahu bahwa di perbatasan ada Cilacap. Jika di Cilacap ada pelabuhan, mungkin pengusaha akan tertarik untuk memproduksi di sini. Namun, kita perlu mengevaluasi apakah fasilitas pelabuhan di Cilacap sesuai dengan kebutuhan pengusaha,” kata Ning Wahyu Astutik.
Ning berharap pemerintah daerah dapat mengevaluasi potensi yang ada dan bagaimana potensi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut. “Tentu saja, ini semua bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat Banjar secara keseluruhan,” pungkasnya. (CEP)