JABAR EKSPRES – Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV) menggelar acara Heart to Heart Gathering dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia, Kamis (26/9).
Acara yang berlangsung di Ballroom Hospital Lippo Village, Jakarta ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara dokter dan pasien melalui interaksi langsung di luar lingkungan klinis.
Diketahui para pasien yang mengikuti kegiatan ini pernah menjalani perawatan jantung di Siloam Hospitals sejak 21 tahun yang lalu.
BACA JUGA: Bank Jago Berikan Pemahaman Pengelolaan Keuangan untuk Generasi Muda
Para pasien ini bercerita pasca penanganan, ada pasien yang pernah mengalami sumbatan jantung total kemudian dioperasi di Siloam dan kini sudah sehat kembali.
Tak hanya itu, ada juga yang pernah mengalami penyakit jantung sekaligus stroke, tetapi setelah penanganan di Siloam akhirnya kini sudah pulih kembali.
Dalam kesempatan itu, ungkapan rasa terima kasih turut di ucapkan oleh para pasien kepada para dokter yang saat itu membantu dan melakukan perawatan.
BACA JUGA: Survei Poltracking, Dedi Erwan Tangguh di Jabar, 42,6 Persen Pemilih Masih Bisa Berubah
CEO Siloam Hospitals Lippo Village, Jennifer Hendra mengatakan, Heart to Heart Gathering itu mencerminkan komitmen Siloam hospitals untuk terus mempromosikan kesehatan jantung dan memberikan perawatan yang berpusat pada manusia.
“Jadi kita adakan acara ini khususnya bagi pasien-pasien yang sudah pernah dirawat di sini. Untuk mereka bisa saling ketemu kembali ya, kembali ketemu dengan para dokter yang pernah menangani mereka dan juga para perawat,” ujarnya kepada media.
“Dengan kegiatan gathering ini, antar-pasien juga dapat berkenalan satu sama lain dan saling memberi semangat untuk terus hidup sehat,” sambungnya.
BACA JUGA: Polisi Tangkap 6 Tersangka Kasus Pengeroyokan Steward di Stadion Si Jalak Harupat
Jennifer berharap bahwa kehadiran dan testimoni dari para pasien penyakit jantung ini bisa menjadi motivasi agar para pasien lainnya tak takut terhadap penanganan masalah jantung.
“Karena operasi jantung itu bukan sesuatu yang simpel, banyak dari pasien itu yang sebenarnya untuk mau maju itu banyak ketakutan. Banyak sekali ketakutan sehingga maju-mundur,” tuturnya.