JABARESKPRES – Setelah dibentuk kepengurusan baru di tubuh Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD ) Kota Bandung Perumda Pasar Juara Kota Bandung belum menunjukan kinerja membaik.
Hal ini terlihat dari progres revitalisasi Pasar Cihaurgeulis dan bentuk kerja sama pengelolaan pasar dengan pihak ketiga yang banyak disorot oleh para aktivis pegiat anti korupsi.
Jabar Eskpres sempat menemui pimpinan baru Direktur Utama Perumda Pasar Pradana Aditya Wicaksana. Menurutnya, progran dan inovasi dalam peningkatan pasar tradisonal di Kota Bandung sedang dilakukan.
BACA JUGA: Pedagang Pasar Cihaurgeulis Mulai Resah, Lantai Tempat Berdagang Mulai Keropos!
Sementara untuk kelanjutan progres pembangunan Pasar Cihaurgeulis ditargetkan rampung dan mulai diisi para pedagang pada tahun ini.
Pradana mengakui, Pembangunan Pasar Cihaurgelis sempat tertunda. Sehingga harus dilakukan audit dan menjalani administrasi ulang.
Sebagai pejabat baru di Perseroda Pasar Juara, Pradana menginginkan agar permasalahan Pasar Cihaurgelis segera terselesaikan.
BACA JUGA: Mengungkap Aroma Korupsi Pasar Cihaurgeulis Kota Bandung, 7 Tahun Mangkrak Tanpa Kejelasan!
“(Ini jadi) konsen kami. Tahun ini Pasar Cihaurgeulis harus sudah bisa digunakan kembali. Jadi ya insyaallah hal-hal yang seperti itu ini kami lagi re-administrasi, kami lagi berbenah,” ujar Aditya beralasan.
Pradana mengungkapkan alasan mengenai tersendatnya kelanjutan pembangunan Pasar Cihaurgeulis. Yaitu, audit bangunan dan terjadi kekosongan atau pergantian direksi Perseroda Pasar Juara.
Kendati begitu, ketika ditanya mengenai target penyelesaian Pasar Cihaurgeulis, Pradana belum bisa memastikan dengan alasan belum menerima laporan lebih lanjut.
“Masih proses (audit). Kami belum dapat reportnya. Cuma ditargetkan tahun ini bisa dibuka, karena sebetulnya bangunan sudah beres,’’ kilah Pradana.
BACA JUGA: Restribusi Parkir Kota Bandung Bocor, Target Tidak Pernah Tercapai!
Selain itu, ketika ditanya mengenai target kelanjutan penyelesaian pengerjaan pembangunan, Pradana mengaku belum memiliki detail lengkap proyek itu dengan alasan masih sedang proses.
“Ini kan tinggal finishing saja. Saya kemarin minta ke tim yang lagi mengaudit. Kalau bisa Desember atau Januari sudah bisa dipakai,” cetus Pradana.
Sementara itu Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Adib Sultan menilai, sejauh ini Pemerintah Kota Bandung tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi Pasar Tradisonal Kota Bandung.