Sejumlah Organisasi Deklarasikan Koalisi Masyarakat Melawan Hoaks di Pilkada Serentak NTB 2024

JABAR EKSPRES  – Koalisi Masyarakat Melawan Hoaks Pilkada Nusa Tenggara Barat dideklarasikan, di Taman Udayana, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Koalisi ini diharapkan mampu memetakan dan memitigasi berita bohong dan ujaran kebencian di Pilkada yang tersebar di media sosial.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram, M. Kasim menerangkan, koalisi masyarakat melawan hoaks Pilkada terdiri dari organisasi masyarakat sipil yang di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Yakni, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) NTB, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah NTB, Wahana Lingkungan Hidup NTB, Lembaga Bantuan Hidup (LBH) APIK, Lembaga Studi dan Bantuan Hukum (LSBH) NTB, Pelangi Sehati, Jaringan Ahmadiyah Indonesia wilayah NTB, konten kreator, lembaga pers mahasiswa, dan media komunitas dan Fitra NTB.

Koalisi diharapkan mampu memetakan dan memitigasi berita bohong dan ujaran kebencian saat kontestasi politik.

“Pasca pendaftaran bacalon Gubernur, Bupati dan Walikota sudah banyak ujaran kebencian yang muncul di media sosial,” terang Cem sapaan akrabnya, seperti dikutip dari Tribunlombok.com, Jumat 20 September 2024.

BACA JUGA; Kembali Dominasi Pasar Kripto Indonesia, INDODAX : Volume Transaksi Melebihi Setengah Triliun

Ujaran kebencian dan berita bohong akan marak muncul saat penetapan dan masa kampanye.

Cem menegaskan, ujaran kebencian maupun hoaks terjadi karena pendukung dan simpatisan terlalu berlebihan mendukung atau fanatik pada salah satu pasangan calon, sehingga di media sosial terutama Facebook, TikTok dan grup WhatSapp saling serang.

Seharusnya kata Cem, ruang digital harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi publik.

“Media sosial bukan tempat untuk berdebat, saling caci maki, dan menyebarkan kebencian antara pendukung paslon,” katanya.

Oleh karena itu, koalisi yang terdiri dari masyarakat sipil di NTB, diharapkan mulai memetakan dan memitigasi agar ujaran kebencian dan berita bohong tersebut.

Pasca deklarasi koalisi ini kata dia, sejumlah 25 jurnalis dan pemeriksa fakta di NTB, akan diberikan pelatihan menggunakan tools di google untuk mendeteksi berita bohong yang beredar di media sosial.

“Kita juga akan melatih 25 orang jurnalis dan pemeriksa fakta di NTB, untuk mengikuti pelatihan debunking,” kata Cem, juga trainer cek fakta dari Google News Innitiative dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan