“Hingga saat ini korban masih bolak-balik berobat ke rumah sakit di Jakarta,” tambahnya
Diketahui, baik korban maupun pelaku sama-sama penduduk Jakarta yang berpesantren di Markas Syariaz, Megamendung.
MAF baru dua tahun berpesantren di sana dan merupakan anak yatim.
“Saat ini korban mengalami depresi akibat kejadian tersebut, dan sampai saat ini belum ada itikad baik dari pihak pelaku,” jelas Sandi.
Di samping itu, Sandi juga menyayangkan lambatnya penanganan oleh pihak pesantren.
“Saat kejadian terjadi, korban tidak langsung diobati oleh pihak ponpes, seharusnya kan langsung dibawa ke klinik atau rumah sakit terdekat,” ucapnya.
“Pengurus ponpes baru menelpon keluarga korban setelah keluarga korban melaporkan kejadian ke Polres Bogor. Menurut pengurus ponpes bahwa yang bersangkutan (pelaku) sudah diberhentikan, ini sangat disayangkan,” sambungnya.
Lebih lanjut, Sandi Adam mengungkapkan,
kondisi korban sangat memprihatinkan dari kejadian ini, terlebih lagi proses penegakan hukum tetap harus dijalankan.
“Kami pun dari Gebrak tetap mengawal ini sampai tuntas. Kami percayakan ini ke pihak kepolisian agar segera selesai dan korban pun bisa sembuh dan si pelaku dihukum sesuai dengan aturan berlaku,” pungkasnya.