JABAR ESKPRES – Admin aplikasi penghasil uang XFA AI yang berlokasi di Kabupaten Kendal Jawa Tengah digeruduk puluhan orang yang mengaku sebagai korban aplikasi XFA AI, pada Sabtu (14/9) lalu.
Merekan mendatangi rumah salah satu admin yang berada di Desa Juwiring Kecamatan Cepiring dengan maksud untuk menuntut pengembalian uang yang hilang diaplikasi tersebut.
Kedatangan para korban ke rumah admin tersebut ternyata bukan yang pertama kalinya, karena sebelumnya mereka juga sudah mendatangi rumah tersebut.
Baca juga : Ini Yang Harus Dilakukan Korban XFA AI Agar Uang Bisa Kembali
Seperti diketahui, aplikasi XFA AI sudah mengalami SCAM sejak 12 September 2024 lalu, ditandai dengan tidak bisa melakukan With Draw (WD) atau penarikan, padahal saldo diaplikasi ini masih banyak.
Sehari setelahnya, website aplikasi ini juga sudah tidak bisa diakses lagi, sehingga para korban menjadi semakin panik karena akan kehilangan uang yang telah didepositkan ke aplikasi ini.
Kepanikan inilah yang diduga menjadi dasar mereka mendatangi rumah admin yang mengajak mereka untuk bergabung diaplikasi ini. Kedatangan mereka untuk menanyakan nasib dari uang yang sudah mereka masukkan ke dalam aplikasi tersebut.
Untuk wilayah Kabupaten Kendal saja, diperkirakan ada sekitar 300an orang yang menjadi korban Aplikasi XFA AI dengan total kerugian mencapai miliaran rupiah.
Sementara kerugian dari masing-masing orang jumlahnya bervariasi, antara Rp10 juta hingga Rp 40 juta perorangnya.
Baca juga : Korban Aplikasi XFA AI Jangan Panik, Ini Cara Untuk Kembalikan Uang yang Dibawa Kabur Bandar Ponzy
Dilansir dari Instagram @insta_kendal, Salah satu korban bernama Winda dari Tanjungmojo menyebut jumlah korban sudah mencapai 800 orang dari berbagai daerah.
“Kalau dari Kendal sendiri sekitar 300 orang, rata-rata sudah memasukan uang sekitar Rp 10 juta tapi ada yang lebih,” katanya.
Winda juga menambahkan, dirinya tertarik masuk menjadi anggota Aplikasi XFA AI karena diimingi-imingi untuk ikut dengan modal sedikit, kemudian jika sudah berkembang bisa ditambah lagi.
Dia juga menceritakan bahwa untuk meyakinkan korban, admin mengatakan akan mengganti jika uang yang sudah diinvestasikan tidak kembali.