JABAR EKSPRES – Hasil mediasi antara para pengemudi ojek online (Ojol) dan ojek pangkalan (Opang) Pasir Impun, Selasa (10/9) malam menghasilkan beberapa poin. Utamanya yakni soal menjaga kondusivitas, tidak ada pelarangan, hingga masyarakat bebas memilih moda transportasi yang mulai berlaku pada Senin, 16 September 2024.
Namun realitasnya, ojol sudah banyak hilir mudik di kawasan tersebut. Di bagikan akun @aro.ava yang telah tembus 152 ribu views pada Kamis (12/9), terlihat driver ojol sudah mulai mengantarkan penumpangnya melewati pangkalan Pasir Impun.
“Bentar, gimana ini judulnya, ini belum selesai kang ya,” katanya.
“Saya dari Leuwipanjang, gak tau. Tapi biasanya gak lewat sini saya juga,” balas pengemudi ojol.
BACA JUGA: Jadwal Bioskop Trans TV Hari Jumat 13 September 2024, Tayang Film Monster Run
Namun tak berselang lama, pengemudi ojol tersebut dipersilahkan memasuki kawasan Pasir Impun untuk mengantarkan penumpangnya.
“Iyah, makannya harus banyak tanya-tanya. udah sok-sok masuk ya,” tutup unggahan tersebut.
Menanggapi unggahan tersebut, Perwakilan Opang Pasir Impun, Riki Mulyana mengaku pihaknya memilih mengalah dan tak mau konflik kembali terulang.
Maka dari itu, pihaknya membiarkan ojol mengantarkan penumpang di Pasir Impun.
“Kita mengalah. Kita masih manusiawi, biarkan saja,” katanya.
BACA JUGA: Selain Luncurkan iPhone 16, Apple Kenalkan Apple Intelligence, Ternyata Ini Fungsinya!
Pihaknya berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa mengatur skema terkait pembagian penumpang antara ojol dan para opang. Diakuinya, hal tersebut sangat berpengaruh pada pendapatan opang sehari-hari.
Belum lagi, dorongan agar para opang mendaftar kepada perusahaan ojol bukan lah solusi yang diinginkan pihaknya. Diketahui, pada saat mediasi, hanya dua opang yang menandatangani persetujuan dari total 136 opang yang tergabung di Pasir Impun.
“Baru dua orang yang setuju terutama soal poin dua yang tidak ada pembatasan itu. Sedangkan kita ada 136 orang, nah sisanya belum memberikan persetujuan,” ucapnya.
“Opang ini banyak yang sudah tua, belum lagi gak ada materi (uang) untuk mendaftar. Belum lagi kita kan sudah membeli kartu anggota opang,” tambahnya.
Diakuinya, pendapatan para opang menurun drastis imbas kehadiran aplikasi online dalam hal moda transportasi publik.