Peluang Kejutan Merubah Peta Pilkada Jabar, Dedi-Erwan Belum Tentu Menang Mudah

JABAR EKSPRES – Elektabilitas pasangan Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan sudah di atas angin. Tapi keduanya belum tentu menang mudah. Kejutan yang merubah peta Pilkada Jabar masih mungkin terjadi.

Founder Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi berpendapat ada sejumlah faktor yang bisa merubah peta pilkada di Jabar. “Belum tentu (Dedi-Erwan.red) menang mudah, karena PKS punya track record bekerja dalam senyap,” tuturnya.

Belajar dari pengalaman pada pilkada 2018 misalnya, pasangan Sudrajat – Syaikhu waktu itu mampu memberi kejutan di akhir waktu. Walaupun memang hasil akhirnya belum bisa mengantarkan ke kemenangan.

Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Firman Manan menambahkan, elektabilitas Dedi-Mulyadi saat ini bisa cukup tinggi karena memang sudah banyak melakukan kerja-kerja elektoral. “Setelah kalah dari Pilkada 2018, Dedi Mulyadi banyak lakukan kerja elektoral,” cetusnya.

BACA JUGA: Kelompok 34 Mahasiswa KKN Universitas Bhakti Kencana Gelar Program ‘Peningkatan Breastfeeding Self-Efficacy’ untuk Cegah Stunting di Desa Nanjung Bandung

Firman melanjutkan, karakter pemilih di Jabar itu cenderung bisa berubah. Tidak sedikit warga yang menentukan pilihan di waktu akhir pemilihan. Misalnya data survei Indikator juga mencatat ada 16,9 persen pemilih akan menentukan pilihan pada hari pemilihan atau ketika ada di kotak suara. Lalu 24,2 persen pemilih akan menentukan beberapa hari sebelum hari pemilihan.

Firman menjabarkan, Dedi Mulyadi sendiri sebenarnya memiliki beberapa kelemahan secara elektoral. Tentu hal tersebut jadi peluang strategis jika dimanfaatkan kandidat lain.

Misalnya belajar dari Pilkada 2018, Dedi Mulyadi dirundung isu sentimen keagamaan atau politik identitas. “Itu bukan tidak mungkin akan muncul lagi, apalagi partai pengusungnya seperti Golkar dan Gerindra tidak mewakili kelompok religius,” cetusnya.

Faktor berikutnya adalah pemilih perkotaan. Menurut Firman, Dedi Mulyadi selama ini kuat di pemilih pedesaan. “Akan jadi masalah bagi pemilih perkotaan jika yang lebih muncul adalah sisi pencitraan,” sambungnya.

BACA JUGA: Terima SE Pemprov Jabar Terkait Megathrust Selat Sunda, Begini Tanggapan Pemkot Bandung

Yang tak kalah penting berikutnya adalah faktor masa pendukung Ridwan Kamil. Sejauh ini Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi ada dalam posisi kompetisi meski berada di dalam satu gerbong koalisi. “Sejauh ini Ridwan Kamil juga belum menyatakan dukungan,” imbuhnya.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan