“Nah perilaku pemilih baru kita munculkan instrumennya di survei kali ini. Sehingga kemudian di survei kali ini kita bisa mengetahui bagaimana perilaku pemilih Kota Bogor. Pada aspek konsistesinya, pada aspek pragmatis nya, pada aspek antusiasme mau atau tidaknya untuk datang ke TPS,” beber dia.
BACA JUGA: Sekda Herman Suryatman: Jawa Barat Genjot Transformasi Digital Layanan Publik
Kemudian yang ketiga. Pada prosesnya juga yang lain daripada survei sebelumnya, pihaknya menjadikan survei ini untuk menderefensialkan antara branding personal dengan pasangan calon.
“Jadi kalau dulu masif branding personal walaupun hanya baru digadang-gadang si A dengan si B, si B dengan si C, sedangkan ini sudah pasti. Maka kemudian bagaimana literensialnya, perbedaannya seperti apa? Nah itu dalam proses,” ucap Yus.
Yus juga menyebut, terdapat hal yang menarik lainnya dalam substansi hasil survei kali ini. Pihaknya menyimpulkan dari pasangan calon ini, hanya satu wakil yang memberikan elektabilitas terhadap calon wali kotanya. Yaitu Dedie Rachim yang wakilnya Jenal Mutaqin.
“Yang lain karena memang muncul baru hari ini, seperti Melli Darsa, Eka dan juga Annida apalagi Teddy misalnya. Itukan baru muncul kali ini, sehingga menariknya bahwa mereka tidak memberikan konstribusi suara signifikan terhadap calon wali kotanya. Bahkan cenderung mendowngrade calon wali kotanya. Itu terbukti,” imbuh Yus. (YUD)