JABAR EKSPRES, BANDUNG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi periode September menjadi waktu transisi iklim dari musim kemarau ke musim penghujan.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, hal ini berkenaan dengan dinamika atmosfer global yang terus mengalami peningkatan. Sehingga intentitas hujan diprediksi semakin meningkat di setiap wilayah.
Maka dari itu, di musim peralihan ini, pihaknya menghimbau agar masyarakat patut mewaspadai potensi hujan sedang sampai lebat yang diprediksi bakal disertai petir kencang. Hal ini di awali lewat perubahan warna awan menjadi gelap.
BACA JUGA:Derasnya Aliran Sungai Citarum, Jembatan Terapung Penghubung 2 Kecamatan di Kabupaten Bandung Roboh
“Waspada pada potensi sambaran petir dengan berlindung di tempat tertutup, menghindari pohon dan tiang listrik atau sesuatu yang tinggi lainnya,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (11/9).
Dengan intensitas hujan yang diprediksi bakal meningkat, dirinya pun mengingatkan masyarakat yang bermukim di daerah topografi yang tinggi akan bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor.
Hal ini berkenaan dengan terjadinya tanah longsor di daerah Ujungberung Kota Bandung, yang sampai memutus akses wilayah RW 09 dan RW 10 Kelurahan Pasanggrahan.
BACA JUGA:Pemkab Bandung Barat Bakal Siapkan Bonus Bagi Atlet Berprestasi di PON Aceh
Selain itu, dirinya pun meminta agar masyarakat selalu waspada soal potensi terjadinya banjir hingga pohon tumbang akibat curah hujan yang disertai angin kencang.
“Pada dataran rendah dan dekat aliran sungai untuk mewaspadai potensi genangan/banjir. Lalu, waspada adanya pohon, reklame, atau benda lain yang bisa roboh saat ada angin kencang.” ungkapnya
Pihaknya memprediksi, puncak musim hujan di Kota Bandung bakal terjadi pada periode Oktober hingga November 2024. (Dam)