JABAR EKSPRES – Kota Cimahi menargetkan untuk kembali meraih predikat sebagai kota sehat yang telah lepas sejak tahun 2017.
Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, termasuk melalui kegiatan sosialisasi dan intervensi RW Siaga Aktif yang menjadi langkah penting dalam mencapai target tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati, mengungkapkan bahwa indeks kesehatan di Cimahi telah meningkat hingga 84%, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, pihaknya masih berusaha keras untuk memperbaiki statusnya sebagai kota sehat.
Salah satu unsur yang penting adalah bebas dari Open Defecation Free (ODF) atau buang air besar sembarangan.
“Kota Cimahi menargetkan verifikasi di tingkat provinsi pada tahun depan,” ujar Mulyati saat ditemui di Pemkot Cimahi, Junat (6/9/24).
Menurutnya, persiapan untuk itu telah dilakukan sejak lama, termasuk dengan inovasi seperti sosialisasi dan intervensi melalui program RW Siaga Aktif, yang kali ini baru pertama kali dilaksanakan.
“Ini juga bagian dari inovasi yang kami gagas untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung Cimahi sebagai Kota Sehat,” jelas Mulyati.
Di tempat yang sama, Pj Sekretaris Daerah Kota Cimahi, Budi Raharja, juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mencapai tujuan ini.
Ia mengatakan, kunci keberhasilan kota sehat adalah dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
“Sosialisasi RW Siaga Aktif ini adalah salah satu upaya kami untuk melibatkan masyarakat agar mereka berperan aktif dalam mendukung Cimahi menjadi Kota Sehat. Kami menargetkan dalam jangka panjang, Cimahi bisa menjadi Kota Campernik yang maju dan berkelanjutan, dengan masyarakat yang benar-benar sehat,” ujar Budi.
BACA JUGA: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Halaman 33-34 Kurikulum Merdeka: Pengenalan Tugas Reading Section 4
Budi menjelaskan bahwa program ini akan terus disosialisasikan hingga ke tingkat RW. Bahkan, untuk mendorong partisipasi, akan diadakan lomba antar-RW.
Namun, ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukanlah tujuan utama, melainkan sebagai alat untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat.