Karhutla di Gunung Tangkuban Parahu Meluas, Pemda KBB Minta Bantuan Heli Water Bombing BNPB

Ilustrasi water bombing. Pemkab Bandung Barat minta bantuan BNPB agar menerjunkan helikopter padamkan Karhutla di Gunung Tangkuban Parahu. Dok instagram bnpb_indonesia
Ilustrasi water bombing. Pemkab Bandung Barat minta bantuan BNPB agar menerjunkan helikopter padamkan Karhutla di Gunung Tangkuban Parahu. Dok instagram bnpb_indonesia
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan helikopter water bombing untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gunung Tangkuban Parahu.

Langkah ini dilakukan karena lokasi kebakaran di Gunung Tangkuban Parahu sulit diakses kendaraan pemadam kebakaran. Sementara jalur petugas menuju titik api hanya bisa diakses dari perkebunan teh Sukawana, itu pun hanya masuk mobil off road. Otomatis, langkah pemadaman hanya dengan alat manual.

“Sampai saat ini upaya pemadaman oleh masyarakat dan pihak terkait masih dilakukan dan terkendala akses jalan yang tidak bisa dilalui oleh mobil pemadam kebakaran,” kata Pj Bupati Bandung Barat Ade Zakir, Kamis (5/9/2024).

Baca Juga:Gagal Berlaga di Pilkada Bandung Barat, Yayat T Soemitra Pastikan Bakal Tetap Berada di Partai GerindraPilkada Kota Banjar, Pengundian Nomor Urut Paslon Digelar 23 September 2024

Sehubungan dengan hal tersebut, kata Ade, mengingat keterbatasan sarana dan prasarana serta terkendala akses jalan untuk mengatasi kebakaran tersebut, pihaknya telah melayangkan surat permohonan bantuan pemadaman api melalui udara.

“Kami mohon bantuan pemadaman api melalui udara agar kebakaran kepada BNPB agar dapat segera teratasi. Surabaya sudah ditandatangani dan dikirim,” kata Ade.

Diketahui kebakaran di Gunung Tangkuban Parahu pertama kali muncul, pada Rabu 4 September 2024 sekira pukul 09:20 WIB. Berdasarkan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, api telah melumat kawasan hutan seluas 5 hektare.

Hingga Kamis 5 September 2024 pagi. Material pepohonan kering serta kencangnya hembusan angin membuat Si Jago Merah belum bisa dijinakkan.

“Api belum masih belum padam hingga sore ini. Hasil pemetaan lahan yang terbakar sudah mencapai 5 hektar lebih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Meidi saat dikonfirmasi.

Menurutnya, lahan hutan yang terbakar tidak bisa diakses oleh kendaraan mobil tangki Damkar. Lokasinya hanya bisa diakses mobil off road, sehingga petugas hanya melakukan upaya pemadaman secara manual dengan membuat garis batas api.

“Kita hari ini terjunkan 300 aparat gabungan untuk melakukan pemadaman. Kita bagi beberapa tim supaya bisa efektif,” tuturnya.

0 Komentar