Menyambut Paus Fransiskus dari Kampus Parahyangan

JABAR EKSPRES – Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa banyak sukacita bagi semua insan, tak terkecuali untuk komunitas akademik Universitas Katolik Parahyangan (Unpar). Sejarah akan mencatat kunjungan apostolik yang berlangsung 3-6 September 2024 ini sebagai momentum penting untuk melihat perjalanan Unpar sebagai Universitas Katolik pertama di Indonesia.

Sejalan dengan semangat Paus Fransiskus yang selalu mendorong perubahan dalam Gereja untuk berkembang lebih baik, Unpar juga bertransformasi untuk berkembang menjadi lebih baik. Salah satu wujud transformasi Unpar adalah selalu up to date mengikuti isu yang berkembang di masyarakat tak terkecuali peristiwa kedatangan Paus di Indonesia dalam tajuk “Faith, Fraternity, Compassion”.

Selaras dengan semangat perubahan yang dibawa Paus Fransiskus, Unpar, sebagai Perguruan Tinggi Katolik telah membuat berbagai macam gerakan perubahan. Satu hal yang paling nyata sudah dilakukan Unpar adalah gerakan bersama kepedulian Unpar terhadap lingkungan. Hal ini selaras dengan seruan Paus Fransiskus seperti tertuang pada ensikliknya “Laudato Si” yang berisi tentang seruan terhadap isu ekologis, bagaimana umat manusia harus menjaga ibu bumi.

BACA JUGA: UNPAR Buka Jalur Khusus Calon Maba Pakai Nilai UTBK, Simak Syaratnya

Sejalan dengan “Laudato Si”, isu ekologis telah menjadi urgensi Unpar sejak lama. Banyak hal yang telah dilakukan, mulai dari melahirkan MBKM Khas Unpar, yaitu MBKM Ekologi SINDU Unpar; MBKM Ekologi Design Thinking hingga KKN Ekologi Unpar.

Berbagai kolaborasi pun telah dilakukan dalam pengelolaan sampah. Kolaborasi bersama Rekosistem dan Blu by BCA menghadirkan waste station. Stasiun daur ulang tersebut menerima sampah anorganik meliputi plastik, kertas, kaca, e-waste dan metal serta minyak jelantah.

Medio 2022 lalu, Unpar juga bekerja sama dengan Rekosistem dalam menangani sampah elektronik. Wadah pengumpulan sampah elektronik yang dinamai Kubika Nawasena tersebut menjadikan Unpar sebagai universitas pertama di Bandung yang berkolaborasi dengan Rekosistem dalam hal electronic waste campaign.

Perhatian Unpar akan isu lingkungan juga diimplementasikan dengan upaya pengelolaan sampah secara mandiri sejak 7 tahun terakhir. Sampah organik dan anorganik dikelola di dalam kampus dengan berbagai metode. Tak heran jika berkunjung ke Unpar, sangat mudah menemukan lubang-lubang biopori yang menjadi salah satu metode pengelolaan sampah organik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan