Kemarau 2024 Diprediksi Lebih Kering, Pemda Bandung Barat Wanti-wanti Masyarakat Potensi Karhutla

“Masyarakat agar mewaspadai potensi kebakaran hutan di musim kemarau. Jika ada imbauan di suatu tempat mohon dipatuhi. Karena sekarang musim kemarau api sekecil apapun gampang sekali terpacu menjadi api besar,” tandasnya.

BACA JUGA: Pemda Bandung Barat Tetapkan Status Siaga Bencana Kekeringan

Potensi kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau juga termasuk di kawasan Perhutani, terutama di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lembang. Karena itu Badan Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Lembang telah bersiaga mengantisipasi kebakaran hutan yang kerap terjadi di wilayah rawan.

Demikian disampaikan Kepala BKPH Lembang, Cucu Supriatna. Ia mengatakan kesiagaan ini didukung oleh mitra KPH dan pariwisata. Bahkan pihaknya jug telah memetakan beberapa titik yang dianggap berisiko tinggi.

“Wilayah seperti Cisarua menjadi perhatian utama kami. Di sana, pengawasan dilakukan oleh pekerja yang merawat tanaman rumput gajah, kopi, dan pohon pinus. Potensi kerugian besar bisa terjadi apabila kebakaran merambat ke lokasi sadapan pinus karena akan menghilangkan sumber pendapatan,” kata Cucu kepada wartawan belum lama ini.

Selain badan atau instansi terkait, kerja sama dengan masyarakat sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan. Apalagi, saat kemarau tiba, peternak sapi sering mencari rumput hingga ke dalam hutan. Tantangan lainnya adalah minimnya jumlah petugas.

“Saat ini, dari luas kawasan 4.100 hektare, hanya 13 orang petugas yang tersisa karena banyak yang sudah pensiun,” jelasnya.

BACA JUGA: Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) Kembali Cair Bulan September 2024, Cek Info Terbaru dan Syarat Penerima di Sini

Dari pengalaman beberapa tahun terakhir, dikatakan Cucu kawasan Cisarua selalu menjadi titik paling rentan kebakaran. Namun, lokasi yang jauh dari jangkauan menjadi kendala tersendiri saat penanganan kebakaran.

“Penyebabnya seringkali karena ulah orang iseng. Meski begitu, informasi dari warga biasanya cepat menyebar sehingga kami bisa segera bergerak,” ujar Cucu.

Di sisi lain, wisata pendakian juga masuk dalam perhatian. Jika kondisi semakin parah, lintasan pendakian yang jauh dan sulit dijangkau akan ditutup sementara. “Kami harus pastikan keamanan bagi para pendaki, terutama ketika suhu mulai meningkat drastis,” tandasnya. (Wit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan