JABAR EKSPRES – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bandung 2024, angka partisipasi masyarakat guna pemilihan Calon Wali Kota baru jadi taruhan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan pada kinerja maupun perilaku pejabat selama masa jabatannya.
Terlebih, isu korupsi di teras Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sering kali merebak. Sebelumnya, kasus suap proyek Bandung Smart City yang menjerat mantan Wali Kota Bandung, Yana Mulyana beserta jajaranya amat menggemparkan publik.
Belum lagi terbaru soal korupsi lelang proyek ULP yang semakin menguatkan mosi tidak percaya masyarakat Kota Kembang kepada Pemkot Bandung.
BACA JUGA: Pilkada Kota Bogor, Dedie-Jenal Paling Pertama Datangi KPU
Dalam kajian yang dilakukan oleh Jabar Ekspres, ditemukan pandangan masyarakat Kota Kembang terkait pemilihan Wali Kota Bandung yang sebentar lagi bakal digelar.
Ditemukan fakta bahwa kedua kasus tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi penilaian calon pemilih dalam menggunakan hak pilihnya. Bahkan dari 146 responden yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner dengan judul “Bandung Bakal Diisi Wajah Baru” sebanyak 86 partisipan memilih tak akan menggunakan hak pilihnya.
Hal ini berkenaan dengan berkurangnya kepercayaan masyarakat Kota Kembang imbas kasus korupsi yang kerap terjadi di teras Pemkot Bandung, dan kurang dikenalnya tokoh-tokoh yang akan maju pada pemilihan Cawalkot Bandung 2024.
BACA JUGA: Masuki Masa Pendaftaran, Pemkot Bandung Sorot Kesiapan Sambut Pilkada 2024
Lewat persetujuan, salah satu partisipan yang berasal dari Antapani Tengah, sebut saja Gunawan (31) menuturkan, tak akan menggunakan hak pilihnya pada pilkada 2024 berkenaan dengan kurangnya wawasan terkait tokoh yang bakal maju di bursa Pilwalkot Bandung 2024.
Sehingga, dirinya menghindari resiko salah pilih pemimpin yang belum diketahui sepak terjangnya.
“Belum kenal personal orang-orangnya. Jadi pilih golput. Selama ini milih pun gak ada kemajuan yang dirasakan, jadi belum tau, semoga ada calon pemimpin yang bisa meyakinkan,” tulis Gunawan di kolom alasan, Rabu (28/8) kemarin.
BACA JUGA: Resmi Deklarasi, Dokter Rayendra-Eka Maulana Gaungkan Sudah Waktunya Bogor Glowing
Selain alasan tersebut, banyak alasan yang diutarakan partisipan terkait mosi tidak percaya kepada Pemkot Bandung imbas kasus korupsi yang kerap merebak kepermukaan.