JABAR EKSPRES – Kepala Biro BUMD, Investasi dan Administrasi Pembangunan (BIA) Jabar Lusi Lesminingwati menjabarkan alasan kucuran modal kepada PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB). Alasannya untuk menutup selisih pendapatan dan kebutuhan operasional bandara, termasuk haji.
Lusi menjabarkan, kucuran Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada PT BIJB itu awalnya memang belum terencana untuk tahun anggaran 2024. “Saat itu kami optimis akan ada mitra strategis yang berinvestasi ke PT BIJB, tapi sampai Maret ternyata belum ada,” tuturnya.
Di sisi lain, PT BIJB dihadapkan dengan kebutuhan operasional bandara yang harus terus berjalan. Apalagi saat itu juga ada momentum besar, yakni keberangkatan dan kedatangan haji. “Operasional harus tetap jalan, apalagi ada haji. Itu harus jalan juga,” imbuhnya.
BACA JUGA: Umumkan Bakal Calon Kepala Daerah Hari Ini, PDIP Usung Anies Maju di Jakarta?
Lusi melanjutkan, kebutuhan PMD kepada PT BIJB itu menjadi penting. Karena pendapatan perusahaan dengan pengeluaran perusahaan juga tidak sebanding. “PMD untuk penuhi standar pelayanan, ada biaya yang harus dikeluarkan. Ada maupun tidak ada penumpang. Sementara ada selisih pendapatan dan pengeluaran,” jelasnya.
Karena itu, pihaknya kemudian mengkoordinasikan kebutuhan PMD tersebut. Koordinasi tidak hanya di tingkat eksekutif dan legislatif di tingkat Jabar, tapi juga dengan kementerian terkait. Seperti kementerian perhubungan maupun kementerian dalam negeri. Hasilnya, solusi yang diambil adalah dengan mekanisme kucuran modal melalui Belanja Tidak Terduga (BTT).
Sebelumnya, Kinerja PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) kian memprihatinkan. Bahkan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola Bandara Kertajati sampai perlu disuntik dana penyertaan modal sebesar Rp52 miliar. Ironinya lagi, dana itu dari pergeseran pos Belanja Tidak Terduga (BTT) Pemprov.
BACA JUGA: Resmi, Golkar Usung Sahrul – Gun Gun di Pilkada Kabupaten Bandung
Berdasarkan dokumen resmi Pemprov Jabar, terlihat realisasi pengeluaran pembiayaan daerah semester pertama 2024 ada realisasi penyertaan modal daerah sebesar Rp52 miliar.
Pengeluaran itu untuk mempertahankan keberlangsungan operasional dan menjaga aktivitas kebandarudaraan pada sarana dan prasarana di BIJB. Termasuk dalam memenuhi standar keselamatan, keamanan, pelayanan serta menjaga keberlangsungan BUMD melalui penyertaan modal daerah.(son)