JABAR EKSPRES – IPB University melalui sejumlah guru besarnya kembali menciptakan inovasi baru di bidang kesehatan, salah satunya alat pengukur HB atau Hemoglobin dalam darah yang bisa digunakan tanpa invasi (suntik).
Alat bernama Tesena Non Invasif Hb Check ini, berhasil dikembangkan oleh salah satu Guru Besar IPB University, Prof Irzaman bersama timnya dengan melibatkan sejumlah stakeholder.
Prof. Irzaman menuturkan, bahwa alat itu dibuat untuk mendeteksi dini anemia agar penderita bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Selama ini, pemeriksaan hemoglobin umumnya dilakukan dengan metode invasif, yakni mengambil sampel darah yang melibatkan proses melukai pasien.
BACA JUGA: Dinilai Berpengalaman di Pemerintahan, Paslon Dikdik-Bagja Dapat Dukungan dari Ribuan Buruh Cimahi
Meski metode ini akurat, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan bahkan trauma bagi sebagian orang.
“Banyak pasien yang trauma dengan proses pengambilan darah dari vena, dan dalam beberapa kasus, posisi vena sulit ditemukan. Dengan alat ini, diharapkan prosesnya lebih cepat dan dapat mengurangi trauma pada pasien,” ujar Prof. Irzaman saat ditemui Jabar Ekspres dalam acara peluncuran inovasi kesehatan di Kampus IPB Dramaga belum lama ini.
Pengembangan alat ini merupakan hasil kerja sama antara tim peneliti IPB University, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan PT Tesena Inovindo yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
“Mekanismenya cukup sederhana, hanya dengan menggunakan cahaya yang diserap oleh darah, kita bisa mengetahui karakteristik darah tersebut, salah satunya adalah level hemoglobin,” terang Irzaman.
BACA JUGA: Rezeki Anak Soleh! Klaim Link Dana Kaget Rp100.000 Hari ini dan Dapatkan Saldo DANA Gratis!
Ia menambahkan bahwa penggunaan cahaya sudah terbukti cukup akurat dan presisi, serta yang terpenting adalah hasilnya bisa diperoleh secara real-time sehingga pengguna dapat langsung mengetahui kadar hemoglobinnya saat itu juga.
“Berbeda dengan metode laboratorium yang memerlukan waktu karena darah harus diambil dan diproses terlebih dahulu,” ucap dia.
Keunggulan lain dari alat ini adalah pada pemrosesan data. Setelah proses penyinaran, data diolah menggunakan teknologi machine learning dan transformasi cepat, yang menghasilkan akurasi dan presisi yang tinggi.