JABAR EKSPRES – Seorang korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berinisial MS mengaku loncat dari kapal Run Zeng 03 berbendera Rusia di Kepulauan Aru karena mengalami eksploitasi selama bekerja.
MS mengungkapkan yang dialaminya ketika hendak menjalani pemeriksaan kedua atas laporannya terkait dugaan TPPO di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (22/8/2024).
‘’Kami sudah kerja, tapi gaji tidak ada, premi tidak ada. Makanan pun tidak ada. ketika bekerja, tidak ada makanan dan minuman. Kami minum pun dari air AC (pendingin ruangan). Jadi, ya sudah, mumpung waktu itu kondisinya sudah dekat pulau, jadi kami lompat,’’ ujar MS.
BACA JUGA: WHO Mengungkapkan Mpox Bukanlah Varian Baru Covid-19
MS bercerita awalnya ia mendapatkan lowongan pekerjaan sebagai pembongkar jarring ikan di media sosial.
MS dan 54 orang lainnya kemudian bekerja di KM Mitra Usaha Semesta (MUS) tanpa menandatangani perjanjian kerja laut. Namun, setelah 11 hari perjalanan di laut, para korban dipindahkan ke KM Run Zeng 3 berbendera Rusia.
selama bekerja, para pekerja menerima berbagai perlakukan tidak manusiawi. Guntur selaku kuasa hukum yang mendampingi MS mengatakan bahwa para korban hanya diberikan satu nampan makanan untuk dimakan beramai-ramai.
BACA JUGA: ATARU Buka Toko Terbaru di Kota Wisata, Berikan Diskon HUT RI Hingga 79 persen
Selain itu, Guntur menambahkan, para pekerja tidak mendapatkan upah selama bekerja sejak April 2024 meski jam kerja lebih dari 12 jam.
Maka dari itu, MS dan kelima korban lainnya memutuskan untuk loncat dari kapal. Tindakan itu nekat mereka lakukan sebagai upaya melarikan diri dari kondisi yang tidak sesuai dengan perjanjian dan kondisi kerja yang tidak layak.
Ketika berada dilaut, mereka ditemukan di sebuah pulau di Kepulauan Aru oleh kapal jarring yang tengah melintas dan langsung mendapatkan pertolongan.
BACA JUGA: Pastikan RUU Pilkada Batal Disahkan, Sufmi Dasco: yang Berlaku Putusan MK!
Namun, hanya lima orang yang dinyatakan selamat, termasuk MS sedangkan satu orang dinyatakan hilang. Setelah 5 hari kemudian, satu orang yang hilang tersebut ditemukan meninggal dunia tanpa kepala.