CIMAHI, JABAR EKSPRES – Memasuki musim kemarau, potensi kebakaran meningkat di Kota Cimahi. Salah satu faktor utama yang perlu diwaspadai adalah aktivitas pembakaran sampah sembarangan. Selain mengakibatkan risiko kebakaran, asap dari pembakaran tersebut juga menambah polusi udara yang berdampak negatif bagi kesehatan.
Menurut data terbaru dari Pemadam Kebakaran Kota Cimahi, hingga saat ini sudah ada 19 laporan kebakaran yang diterima. Meskipun laporan tersebut belum ada yang disebabkan langsung oleh aktivitas pembakaran sampah, Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Satpol PP dan Damkar Kota Cimahi, Aep Mulyana, tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat.
“Sejauh ini alhamdulillah masih aman. Tapi masyarakat tetap harus waspada dan jangan sampai bakar sampah sembarangan, apalagi sampai ditinggalkan,” kata Aep saat dihubungi pada Kamis (22/8).
BACA JUGA:Tolak Pengesahan RUU Pilkada, Rakyat Geruduk Gedung DPR RI
Ia menegaskan bahwa pembakaran sampah, terutama di musim kemarau, bisa berakibat fatal. Api yang tertiup angin kencang bisa dengan cepat menyebar, bahkan hingga ke pemukiman warga.
Aep menambahkan, kebakaran ilalang juga berpotensi besar terjadi di musim kemarau seperti sekarang. Vegetasi yang kering menjadi bahan bakar yang mudah tersulut, dan angin yang bertiup kencang dapat memperparah situasi. Oleh karena itu, warga diimbau untuk tidak membakar sampah di pinggir rumah atau lahan terbuka yang berdekatan dengan alang-alang.
“Pada saat musim kemarau, cuaca panas dan angin kencang membuat tanaman kering. Perambatan api akan lebih cepat dan sulit untuk dikendalikan,” ujar Aep.
BACA JUGA:Baleg DPR RI Tolak Putusan MK: Kaesang Bisa Maju Pilkada
Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Cimahi telah menyiagakan petugas selama 24 jam. Aep juga mengingatkan masyarakat untuk segera melaporkan jika ada kejadian kebakaran atau situasi yang berpotensi memicu kebakaran.
Tindakan cepat dapat mencegah kerugian yang lebih besar dan menyelamatkan nyawa serta harta benda. Dengan situasi seperti ini, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan.
“Disiplin dalam menjaga lingkungan dan mengikuti himbauan dari pihak berwenang menjadi kunci utama untuk meminimalisir risiko kebakaran di musim kemarau ini,” tandasnya. (Mong)