JABAR EKSPRES – Mendengarkan musik mungkin terdengar sangat sederhana karena sudah biasa kita lakukan, baik sengaja maupun tidak. Namun ternyata mendengar musik memiliki bahaya terhadap keimanan seorang muslim, hal ini pernah dibuktikan oleh seorang perawi hadist. Dimana setelah tidak sengaja mendengarkan alat musik, hadistnya ditolak.
Mungkin terdengar agak berlebihan, karena hanya sekedar mendengar musik, seorang perawi hadits bisa ditinggalkan riwayatnya.
Dilansir dari tulisan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, berikut bukti dari kisah yang cukup terkenal ini, dimana diceritakan oleh seorang Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam An-Nubala’ (5: 184) bahwa Al-Minhal bin ‘Amr Al-Asadi yang meninggal tahun 110-an Hijriyah diceritakan sebagai berikut.
Baca juga : Macam-macam Dosa dalam Islam dan Contohnya
“Syu’bah meninggalkan periwayatan dari Al-Minhal cuma karena ia mendengar alat musik di rumahnya.”
Versi lainnya, Syu’bah pernah mendatangi rumah Al-Minhal lalu ia mendengar suara at-tunbur (sejenis alat musik) di dalam rumahnya. Syu’bah pun langsung pulang dan tidak bertanya lagi tentang hadits pada Al-Minhal. (Disebutkan dalam Adh-Dhu’afa’, 4: 237)
Ibrah atau hikmah dari kisah ini adalah kita bisa mengetahui sebegitu bahayanya musik sampai membuat riwayat hadits tertolak.
Sementara saat ini, music justru menjadi industri yang sangat besar dan berpengaruh pada banyak faktor kehidupan.
Banyak faham yang menjadikan musik sebagai sarana untuk menenangkan jiwa, menyembuhkan penyakit dan lain sebagainya.
Meski ada yang menyebutkan hal tersebut sebagai hasil dari penelitian para ahli, namun sesungguhnya hal tersebut hanya pengaburan fakta.
Baca juga : 5 Kriteria Manusia Yang Sulit Meninggalkan Maksiat
Kemudahan akses dalam menikmati musik membuat kita terlena dan sehingga tidak menyadari bahaya dibaliknya.
Karenanya kita perlu sering-sering meminta ampun dan memohon perlindungan dari Allah, agar dijauhkan dari bahaya tersebut dan selalu dilindungi pendengarannya dari hal yang sia-sia.
Doa Meminta Perlindungan dari Bahaya Musik.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
“Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri basharii, wa min syarri lisanii, wa min syarri qalbii, wa min syarri maniyyi”