JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengaku terus fokus mengantisipasi dampak musim kemarau tahun ini. Pasalnya berdasarkan data laporan bencana yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, sejak 1 Juli 2024 kemarin hingga saat ini, tercatat 32 kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan 1 kekeringan.
“Antisipasi (dampak musim kemarau) itu sudah kami lakukan mulai dari antisipasi kebakaran lahan dan lain sebagainya itu sudah kami persiapkan,” ujar Pj Gubernur Jabar Bey Triadi, Rabu (21/8).
Bey mengaku, pihaknya juga telah memerintahkan seluruh anggota BPBD untuk melakukan porses mitigasi bencana.
“BPBD sudah standby dan juga termasuk pengiriman air (bersih) dengan menggunakan mobil tanki dan lain sebagainya itu juga sudah kami siapkan,” ungkapnya.
Sehingga dengan adanya langkah ini, Bey berharap musim kemarau tahun ini tidak dapat memberikan dampak yang cukup serius.
“Termasuk di lahan pertanian terutama pangan, dengan adanya bantuan pompanisasi kami berharap para petani mau memajukan musim tanamnya. Jadi petani yang biasanya menunggu musim hujan, kami berharap pada bulan Agustus-September ini mereka mau mulai menanam karena untuk mengejar panen di akhir tahun,” imbuhnya.
Sebelumnya, BPBD Jabar mencatat bahwa musim kemarau tahun ini akan akan ada 27 wilayah yang berpotensi mengalmi kekeringan.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat mengugkapkan, dari 27 wilayah teresebut 14 diantaranya memilki resiko tinggi.
“14 wilayah itu 11 diantaranya di Kabupaten seperti di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Ciamis, Cianjur, Garut, Majalengka, Pangandaran, Sukabumi, Sumedang, Indramayu, dan Tasikmalaya. Sementara untuk wilayah kotanya itu ada 3 daerah di Kota Bandung, Kota Sukabumi, dan Kota Tasikmalaya,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (1/8) lalu. (San).