JABARESKPRES – Setelah mantap mendapatkan rekomendasi dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi sampai saat ini belum mengetahui siapa yang akan menjadi Bakal Calon Wakil Gubernur nanti.
Dedi Mulyad mengaku, sejauh ini masih menunggu keputusan Koalisi Indonesia Maju (KIM) terkait siapa calon Wagub yang akan mendampinginya di Pilgub Jabar 2024.
“Kita tunggu saja, dengan siapa saja tidak ada problem,” ucap Dedi kepada wartawan, Minggu, (18/08/2024).
Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu mengatakan, setelah mendapat rekomendasi, pihaknya siap untuk memenangkan Pilgub Jabar bersama Wakil yang mendampinya nanti.
“Kalau koalisinya kan sudah KIM Plus, tinggal orangnya nanti akan ada keputusan. Mudah-mudahan saja semua partai yang ada di Jabar bisa bersama-sama membangun Jabar Istimewa,” ujarnya.
Saat ditanya, soal prediksi akan melawan kotak kosong untuk Pilgub Jabar, KDM tidak mau berandai-andai.
Baginya, pesta Demokrasi Pilgub Jabar harus membangun komunikasi dan menyusun strategi pemenangan.
“Kan dari dulu sudah menyiapkan diri dalam keadaan apapun kita harus siap,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Firman Manan menilai, dukugan kepada Dedi Mulyadi ini disampaikan langsung ole Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto ketika masih menjabat Ketua Umum.
Menurut Firman, bentuk dukungan ini merupakan hal yang menarik. Mengingat, dalam survei Golkar sebetulnya memiliki pulang besar jika mengusung Ridwan Kamil.
Akan tetapi karena ada kesapatan politik di internal KIM maka Dedi Mulyadi maju untuk dipasang diposisi Calon Gubenur Jawa Barat.
‘’Ini artinya Partai Golkar mendukung penuh di luar kader internalnya,’’ ucapnya.
Firman menilai, meski dukungan ini adalah sebagai bentuk kerja sama, dukungan Golkar kepada Dedi Mulyadi justru akan menguntungkan Partai Gerindra.
‘’Gerindra akan memiliki peluang cukup besar dalam menguasai Jabar,’’ cetusnya.
Firman mengutarakan jika diusungnya Dedi Mulyadi oleh Partai Golkar karena ada kesepakatan parta-partai yang tergabung dalam KIM. Khususnya di wilayah yang dianggap strategis di pulau Jawa.
“Jadi kelihatannya (dukungan ini) ada faktor diluar partai Golkar dan itu adalah Koalisi Indonesia Maju (KIM),” katanya. (son/yan).