JABAR EKSPRES – Univertias Diponegoro (Undip) membantah kasus kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi, ARL disebabkan perudungan di lingkungan Pendidikan.
Hal tersebut disampaikan rektor Undip, Suharnomo melalui siaran pers yang diterbitkan Kamis (15/08). “Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar,” ujarnya.
Dalam siaran pers tersebut, pihak Undip menyebut bahwa kematian ARL bukan disebabkan oleh perudungan. Melainkan karena kondisi kesehatannya.
BACA JUGA:Komisi X DPR RI Desak Kasus Kematian Peserta PPDS Anastesi Undip Diusut Tuntas
Sebab menurutnya, selama menjadi peserta PPDS Anastesi Undip, ARL merupakan mahasiswai yang berdedikasi. Namun ia memiliki masalah dengan kesehatannya, sehingga berdampak pada proses belajar yang ditempuhnya.
Sejauh ini, pengelola Pendidikan Program Studi Anastesi menyebut, pihaknya selalu memantau perkembangan kondisi ARL secara aktif selama proses Pendidikan.
“Berdasarkan kondisi kesehatannya, almarhumah sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri, namun karena beluai adalah penerima beasiswa sehingga secara administratif terikat dengan ketentuan penerima beasiswa. Sehingga almarhumah mengurungkan niat tersebut,” paparnya.
BACA JUGA:Diduga Alami Bullying, Dokter PPDS Anastesi Undip Akhiri Hidup di Kamar Indekos
Kendati demikian, mereka mengatakan pihaknya terbuka dengan fakta-fakta diluar hasil investigasinya. “Kami siap berkoordinasi dengan pihak manapun untuk menindaklanjuti tujuan Pendidikan dengan menerapkan zero bullying di Fakultas Kedokteran Undip,” katanya.
Selain itu, dalam siaran pers tersebut juga menyebut bahwa sejak Agustus 2023 lalu, Fakultas Kedokteran Undip telah menerapkan zero bullying di lingkungan Pendidikan. Yang dipantau secara aktif oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual di fakultas tersebut.
Untuk diketahui, seorang dokter RSUD Kardinah Kota Tegal, diketahui merupakan mahasiswi PPDS Anastesi Undip diduga nekat mengakhiri hidupnya. Dan ditemukan dalam keadaan meninggal di kamar indekosnya, di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Senin (12/08) lalu.
ARL diduga mengakhiri hidupnya, karena tidak kuat mendapat perundungan selama menjalani PPDS Anastesi Undip di rumah sakit tersebut. Hal tersebut berdasarkan temuan buku harian yang bersangkutan.