JABAR EKSPRES, BANDUNG – Jelang masa pendaftaran, konstelasi politik di Jabar kian dinamis. Benih koalisi mulai terbentuk meski belum resmi.
Terbaru, PDIP dan PKB nampak menjalin hubungan mesra. Di tingkat Jabar keduanya sepakat untuk berkoalisi dengan mengusung duet Ono Surono – Acep Adang Ruhiyat.
Direktur Eksekutif Indonesia Politics Reaserch & Consulting (IPRC) M Indra Purnama berpendapat, poros koalisi itu sebenarnya saling melengkapi tapi nampaknya PKB masih digoda poros Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Indra menguraikan, dari sisi pemilih, koalisi PKB dan PDIP ini cukup apik. Karena melengkapi antara ceruk pasar nasionalis dan religius atau islam. “Ini tambal sulam dari sisi pemilih,” cetusnya, Jumat (16/8).
BACA JUGA:DPC PDI-Perjuangan Komitmen dalam Koalisi Alus Pisan, Tunggu Rekomendasi DPP
Indra melanjutkan, selepas Ridwan Kamil bergeser ke Jakarta nampak bahwa elektabilitas tokoh-tokoh lain mulai nampak muncul. Dan duet pasangan ini cukup bisa menjadi pesaing dari kandidat yang bakal diusung KIM di Jabar.
PKB sendiri di pemilu 2024 lalu mendapat efek positif dari pertarungan di tingkat nasional. Perolehan kursinya naik. Kini PKB punya 15 kursi, sedangkan PDIP dengan 17 kursi.
Dari sisi karakter, kedua partai ini juga tidak ada peluang resistensi. “Ceruk pemilih islam di PKB cenderung ke NU yang tidak resisten dengan kelompok nasionalis,” cetus Indra.
Namun bagi Indra yang patut diwaspadai adalah pergerakan dari PKB sendiri. Karena kalau di tingkat nasional, PKB cenderung sedang digoda betul oleh poros KIM Plus. Jika memang akhirnya masuk poros KIM tentu berpeluang merubah peta juga di tingkat Jabar. “Kalau PDIP kan sudah cenderung berlawanan dengan KIM, ini tinggal PKB yang sedang digoda betul,” imbuhnya.(son)