Diduga Alami Bullying, Dokter PPDS Anastesi Undip Akhiri Hidup di Kamar Indekos

Ilustrasi: Diduga Alami Bullying, Dokter PPDS Anastesi Undip Akhiri Hidup di Kamar Indekos. (Pixabay)
Ilustrasi: Diduga Alami Bullying, Dokter PPDS Anastesi Undip Akhiri Hidup di Kamar Indekos. (Pixabay)
0 Komentar

Disclaimer: Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Jika membutuhkan bantuan, segera hubungi layanan konseling terdekat.

JABAR EKSPRES – Seorang dokter muda RSUD Kardinah Kota Tegal diduga nekat mengakhiri hidup di kamar indekosnya, di Jalan Lempongsari, Kota Semarang, Senin (12/08/2024).

Perempuan yang diketahui berinisial (ARL) tersebut, diduga mengalami perundungan (bullying) selama mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.

Baca Juga:Masyarakat Desa Sukamaju Digembleng Pengembangan Inovasi Produk Turunan KopiSarimukti Diprediksi Ditutup 2025, Bencana Sampah Mengancam Kota Bandung

Selain itu, akun tersebut juga menuturkan bahwa ditemukan bukti berupa buku harian milik korban. Yang berisi keluh kesah beratnya menahan perudungan selama menjalani PPDS tersebut.

Mengetahui kejadian tersebut, pihak PPDS Anastesi Undip disebut berusaha menutupi kematian ARL. “Pihak PPDS Anestesi Undip berusaha menutupi dngan menyebut korban sering menyuntikkan obat itu ke tubuhnya karena sakit saraf kejepit,” tulis akun @bambangsuling11 di X.

Sementara itu, dalam sebuah cuitan, warganet menyebut bahwa sosok ARL merupakan mahasiswi yang cerdas. “Mba risma selama kuliah cerdas sekali orgnya, IPK nya selalu cumlaude dan mmg terkenal cerdas di angkatan. Terakhir IPKnya 3,8 atau 3,9 waktu itu. Kasian sekali,” ujar akun @mecobala****** di media sosial X.

0 Komentar