Benarkah Situs BKN Diretas dan Data ASN Bocor ke Hacker, Jadi Alasan Pendaftaran CPNS 2024 Diundur

JABAR EKSPRES – Kasus peretasan terhadap Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang diduga dilakukan oleh kelompok peretas bernama “TopiAx” menghebohkan publik. Berdasarkan konfirmasi resmi belum ada konfirmasi resmi bahwa peretasan situs BKN dan kebocoran data ASN adalah alasan utama penundaan pendaftaran CPNS 2024.

Kejadian ini diketahui setelah Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, menemukan unggahan di Breachforums pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Breachforums sendiri dikenal sebagai platform yang sering digunakan oleh peretas untuk menjual hasil-hasil peretasan.

Menurut Pratama, data yang didapatkan oleh peretas mencakup 4.759.218 baris data pegawai yang berisi informasi penting seperti nama, tempat tanggal lahir, gelar, Nomor Induk Pegawai (NIP), serta Surat Keputusan (SK) PNS. Peretas bahkan membagikan sampel data berisi 128 ASN, yang kemudian diverifikasi oleh CISSReC melalui WhatsApp. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa data tersebut valid, meskipun ada beberapa kesalahan penulisan digit pada NIP dan NIK.

BACA JUGA : Seminggu Lagi Dibuka! Update Info Terbaru Pendaftaran CPNS dan PPPK 2024

Dengan adanya dugaan peretasan ini, muncul kekhawatiran tentang nasib pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang rencananya dibuka pada Agustus 2024. Namun, Plt Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama BKN, Vino Dita Tama, belum memberikan komentar mengenai dampak dugaan peretasan terhadap proses pendaftaran tersebut.

Vino hanya menyatakan bahwa dugaan peretasan ini tidak memengaruhi layanan manajemen ASN yang saat ini berjalan. Meskipun demikian, detail mengenai layanan mana saja yang tidak terganggu masih belum diungkapkan. Ia juga menegaskan pentingnya bagi seluruh pengguna layanan BKN untuk segera memperbarui kata sandi dan melakukan pembaharuan kata sandi secara berkala untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

BKN saat ini juga bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melakukan identifikasi dan investigasi terkait dugaan kebocoran data ASN. Tujuan dari investigasi ini adalah untuk memastikan keamanan data ASN serta melakukan mitigasi risiko yang diperlukan.

Lebih mengejutkan lagi, peretas dilaporkan menawarkan 4,7 juta data ASN di Breachforums dengan harga Rp 160 juta. Meskipun BKN sudah menjalin kerja sama dengan BSSN sejak 3 Oktober 2022 untuk memperkuat keamanan data ASN, pertanyaan muncul apakah kerja sama ini masih berlanjut atau sudah berakhir.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan