APBN Berperan Optimal Sebagai Shock Absorber di Jawa Barat dalam Melindungi Masyarakat dan Menjaga Kestabilan Perekonomian

Realisasi TKD tumbuh sebesar 1,94 persen (yoy). Pertumbuhan terjadi di semua jenis Dana kecuali DAK Fisik yang terkontraksi.

Realisasi terbesar pada DAU sebesar Rp24,54 triliun. Pertumbuhan tertinggi pada Dana Insentif Fiskal sebesar 384,58 persen karena meningkatnya Pemda yang mendapat DIF.

Pendapatan Wilayah Jabar tumbuh sebesar 0,67 persen (yoy) atau senilai Rp575,15 miliar. Kenaikan terbesar terjadi pada Pajak Bumi dan Bangunan yang tumbuh 10,16 persen atau senilai Rp34,40 miliar dan PPh Non MIgas yang tumbuh sebesar 9,11 persen atau senilai Rp3,00 triliun.

Kenaikan Bea Masuk sebesar 18,86 persen karena terdapat importasi Bulog dan realisasi pelunasan dari hasil audit cukup signifikan.

Penerimaan pajak s.d. 31 Juli 2024 mencapai Rp 67,07 triliun, tumbuh positif sebesar 2,62 persen atau senilai Rp. 1,71 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Dari lima jenis pajak, kelompok PPN dan PPnBM mengalami kontraksi sebesar -4,23 persen (Rp. 1,34 triliun) dibanding periode yang sama tahun lalu.

Jenis pajak PPh Non Migas mengalami peningkatan sebesar 9,11 persen (Rp 3,004 triliun). Jika dilihat dari realisasi per bulan, secara netto, realisasi bulan Juli 2024 sebesar Rp. 9,77 triliun. Lebih besar jika dibanding realisasi netto bulan Juli 2023 (Rp6,59 triliun).

Distribusi target penerimaan untuk Kanwil DJBC Jawa Barat TA 2024 Rp36,09 triliun, naik 2,69 persen dari target Tahun 2023. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp15,93 triliun (44,13 persen dari target APBN), namun turun 9,11 persen (yoy) yang dipengaruhi penurunan produksi HT utama di Jawa Barat yakni SKM SdanPM Gol.I. Penerimaan rutin Rp15,93 triliun (99,35 persen) dan Extra Effort Rp102,83 miliar (0,65 persen).

Kanwil dan KPPBC melakukan penindakan rokok ilegal sebanyak 3.009 penindakan, jumlah Barang Hasil Penindakan 31,84 juta batang dengan perkiraan nilai barang Rp43,47 miliar dan potensi penerimaan negara yang hilang Rp23,52 miliar.

BACA JUGA: Thomas Djiwandono Jadi Wamenkeu II untuk Selaraskan APBN 2025

Total realisasi PNBP tumbuh positif sebesar 13,04 persen (yoy) dengan capaian sebesar Rp4,01 triliun atau 79,44 persen dari target Rp5,04 triliun yang dikontribusi dari berbagai sumber PNBP Lainnya dan pendapatan yang dihasilkan Badan Layanan Umum.

Dalam rangka percepatan transformasi ekonomi jangka pendek, Pemerintah mengalokasikan peran fiskal melalui berbagai kegiatan. Antara lain Pengendalian Inflasi (Stabilitas Harga) dalam bentuk Prasarana Jaringan Sumber Daya Air, Prasarana Bidang Sumber Daya Air dan Irigasi, OM Prasarana Bidang Konektivitas Darat (Jalan), OM Prasarana Bidang SDA dan Irigasi, OM Prasarana Jaringan Sumber Daya Air.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan