Petani Pangandaran Hadapi Tantangan Gagal Panen

JABAR EKSPRES – Ratusan hektar sawah di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat kini terancam kekeringan akibat kemarau yang berkepanjangan.

Para petani di dua desa, Ciganjeng dan Sindangwangi, Kecamatan Padaherang, berjuang keras untuk mengatasi masalah ini dengan memanfaatkan sisa air dari sungai setempat untuk mengairi ladang mereka.

Dari total luas sawah lebih dari 700 hektar, hanya sekitar 30 hingga 40 hektar yang telah ditanami padi, dan ketakutan akan gagal panen semakin menghantui mereka seiring dengan hujan yang tak kunjung turun.

BACA JUGA: Minimarket di Cileunyi Bandung Dibobol Maling, Kerugian Capai Rp21 Juta

Kepala Desa Sindangwangi, Kursin, menjelaskan bahwa pihak desa telah mengambil langkah proaktif untuk mengatasi krisis air ini. Mereka telah menurunkan mesin pompa air guna menyedot dan mengalihkan air dari Sungai Ciganjeng ke irigasi yang mengalir ke sawah-sawah.

“Kami bekerja sama dengan kelompok tani Mekar Bayu dan pemilik sawah untuk mengatasi potensi gagal panen di kedua desa ini,” ungkap Kursin, Selasa (13/8).

Kondisi kemarau yang berkepanjangan membuat para petani semakin waspada. Mereka khawatir jika kekeringan berlanjut, akan ada dampak yang lebih besar.

BACA JUGA: Aplikasi Investasi GTA V Diduga Sudah Tumbang, Grup Komunikasi Tiba-tiba Menghilang

“Kami segera melakukan pompanisasi dari Sungai Ciganjeng meskipun volume air yang tersedia terbatas. Pompanisasi ini sudah berjalan selama dua hari dua malam,” katanya.

Namun, Kursin mengakui bahwa upaya ini belum sepenuhnya efektif. Debit air yang semakin berkurang membuat tidak semua lahan pertanian di kedua desa dapat terairi dengan baik.

“Hanya sekitar 20 hingga 30 hektar sawah yang telah ditanami padi. Di Desa Sindangwangi, sekitar 30 hektar, sedangkan di Desa Ciganjeng, hanya 10 hektar,” jelasnya.

BACA JUGA:Pemkot Bandung Sorot PKL hingga Bangunan Liar di Sejumlah Titik Kota Kembang

Kursin juga meminta bantuan dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk menutup pintu air Cirapuan. “Dengan menutup pintu air tersebut, kami berharap debit air akan mengalir lebih banyak ke Sungai Ciganjeng, sehingga sawah-sawah yang telah ditanami padi tidak mengalami kekurangan air dan terhindar dari gagal panen,” harapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan